Selasa 30 May 2023 21:16 WIB

Polres Serang Tangkap Calo Pekerja Migran Ilegal

Calo tenaga kerja migran ilegal itu merupakan ibu rumah tangga.

Ilustrasi Tangan di Borgol. Kepolisian Resor (Polres) Serang, Banten menangkap seorang calo pekerja migran ilegal untuk mempekerjakan enam warga Pontang Kabupaten Serang ke Arab Saudi.
Foto: Antara/Rony Muharrman
Ilustrasi Tangan di Borgol. Kepolisian Resor (Polres) Serang, Banten menangkap seorang calo pekerja migran ilegal untuk mempekerjakan enam warga Pontang Kabupaten Serang ke Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kepolisian Resor (Polres) Serang, Banten, menangkap seorang calo pekerja migran ilegal untuk mempekerjakan enam warga Pontang Kabupaten Serang ke Arab Saudi. Tersangka calo Pekerja Migran Indonesia (PMI) berinisial RU alias Iyuk (49)," kata Kapolres Serang AKBP Yudha Satria dalam jumpa pers di Serang,Selasa (30/5/2023).

Calo tenaga kerja migran ilegal itu merupakan ibu rumah tangga warga Kecamatan Jayakerta, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dalam merekrut keenam korbannya, tersangka mengimingi bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) dengan gaji yang fantastis di Arab Saudi.

Baca Juga

Tersangka RU ditangkap bersama keenam calon PMI berinisial CH, MW, MS, AY, RM, dan MT di Jalan Serang-Jakarta, Desa Pelawad, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang pada 19 Mei 2023 lalu.Saat ditangkap, pelaku dan para korban sedang berada di sebuah kendaraan Honda Mobilio Nopol T 1841 GU berwarna putih untuk menuju Bandara Soekarno-Hatta.

Mereka para korban akan diterbangkan ke Arab Saudi dengan menggunakan Visa Kunjungan bukan Visa untuk bekerja.Selain tujuh orang tersebut, polisi juga menemukan dua laki-laki lainnya.

"Penyidik Unit IV PPA Satreskrim Polres Serang melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten terkait moratorium Permenakertrans Nomor 260 Tahun 2015 tentang Penghentian dan Pelarangan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia pada Pengguna Perseorangan Di Negara-negara Kawasan Timur Tengah," kata Yudha.

Dari hasil penyidikan, enam korban calon PMI itu tidak terdaftar sebagai pencari kerja di luar negeri oleh Dinas Tenaga Kerja setempat.Modusnya seperti biasa menjanjikan kerja di luar negeri dengan penghasilan yang tinggi dan tersangka mendapatkan uang dari merekrut para korban untuk dikirim ke luar negeri.

"Kami kini terus melakukan pemeriksaan kepada tersangka," katanya menjelaskan.

Yudha mengatakan dalam pemeriksaan, tersangka RU mengaku bahwa bisnis tenaga kerja migran ilegal itu baru pertama kali.Dalam melakukan aksinya ia tak sendirian melainkan bekerja sama dengan agensi yang berada di Jakarta.

Keterangan dari tersangka baru ini dan belum sempat terkirim jadi belum ada pekerja yang sudah berhasil dipekerjakan di luar negeri. "Kita masih mengejar pelaku lainnya yang identitasnya sudah ada. Mudah-mudahan nanti bisa kita ungkap," kata Yudha.

Dari penangkapan, polisi menyita Visa Kunjungan, 1 unit mobil Honda Mobilio Nopol T 1841 GU warna putih dengan kunci kontaknya, 1 STNK Mobil Honda Mobilio Nopol T 1841 GU atas nama Iin Marlimah, 1 unit handphone Realme, dan 1 paspor atas nama Rohayati dengan nomor paspor C7180278.

"Ibu dengan dua anak itu kini dijerat Pasal 2 ayat (1), Pasal 4, Pasal 10 Undang ? Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberatasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) Jo Pasal 81 Jo 86 huruf b Undang ? Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," kata Yudha.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement