Rabu 31 May 2023 11:26 WIB

Mitigasi El Nino Hingga KUR Jadi Bagian Pengendalian Inflasi di Sumut

Potensi dampak dari El Nino harus dimitigasi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Para petani bersiap menghadapi fenomena El Nino yang diperkirakan bakal melanda wilayah Indonesia.
Foto: Kementan
Para petani bersiap menghadapi fenomena El Nino yang diperkirakan bakal melanda wilayah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mengungkapkan terdapat tiga program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Sumatra Utara. Ketiganya, yaitu program penguatan produktivitas pangan, nilai tambah dari sektor pangan, dan perluasan kerja sama antardaerah.

“Ketiga program tersebut menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan utama pengendalian inflasi di Sumatra Utara ini baik yang bersumber dari produksi aspek distribusi maupun aspek konsumsi,” kata Deputi Dewan Gubernur BI Juda Agung dalam acara dalam acara GNPIP Sumatra Utara, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga

Dari aspek produksi, Juda menyebut potensi dampak dari El Nino harus dimitigasi. Menurutnya, mitigasi tersebut dilakukan dengan memberikan alat dan mesin pertanian seperti pompa air, hand tractor, water sprayer set, hingga traktor roda empat  

“Disamping itu untuk mendukung program pemerintah Bank Indonesia juga akan turut bersinergi dengan berbagai stakeholder melalui pemberian bantuan alat sensor tanah dan cuaca serta bibit cabai merah untuk mendukung keberhasilan program digital dan urban farming di wilayah Sumatra Utara ini,” kata Juda.

Lalu aspek kedua, yaitu hilirisasi pangan, Juda mengharapkan produk olahan pangan dapat meningkatkan nilai tambah. Selain itu juga mendorong produk untuk bertahan lama hingga mengembangkan UMKM lokal.

“Ini yang yang dampak positif dari pengembangan hilirisasi produk pangan dan tentu saja memberikan alternatif pangan bagi konsumsi,” ucap Juda.

Lalu aspek ketiga yakni pelaksanaan kerja sama antar daerah yang diharapkan memenuhi kebutuhan pangan kota IHK yang pada umumnya mengalami defisit pangan. Juda menilai hal itu bisa memangkas jalur distribusi yang panjang dan menguntungkan kedua belah pihak.

“Bagi petani tentu saja Ini adalah pasar dan kepastian harga dan bagi daerah atau kota yang menerima pasokan sehingga juga menyebabkan harga pangannya lebih terkendali,” kata Juda.

Lalu dari sisi pembiayaan, Juda memastikan pemerintah juga sudah menetapkan target KUR sebesar Rp 450 triliun pada APBN 2023. Dia menyebut saat ini untuk level nasional, plafon KUR yang sudah didistribusikan sebesar Rp 415 triliun.

Juda menegaskan, Bank Indonesia mendukung agar penyaluran KUR berjalan dengan efektif. Dia menuturkan, Bank Indonesia memberikan stimulus dan insentif kepada bank-bank yang menyalurkan KUR dan kredit UMKM yang melalui insentif giro wajib minimum sehingga bank-bank memiliki keleluasaan  yang lebih baik.

“Semoga ini simbolisasi nanti penyerahan KUR kepada BPD Sumut dan tiga bank himbara dapat mempercepat distribusi KUR pada UMKM di Sumatra Utara,” tutur Juda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement