Rabu 31 May 2023 13:30 WIB

Sekjen Bantah Demokrat Kucing-kucingan untuk Bertemu Jokowi

Jokowi saat bertemu AHY mengaku tak tahu-menahu manuver Moeldoko ambil alih Demokrat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Sekretraris Jenderal DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.
Foto: Dok. Partai Demokrat
Sekretraris Jenderal DPP Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretraris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengklarifikasi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut partainya dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sering ke Istana. Hanya saja, kata Jokowi, kedua partai 'oposisi' tersebut datangnya saat malam hari.

Pernyataan Jokowi itu disampaikan saat pertemuan dirinya dengan sejumlah pemimpin redaksi (pemred) media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (29/5/2023). Riefky mengklarifikasi, tak ada bentuk 'kucing-kucingan' antara Partai Demokrat dan Jokowi. Pertemuan kedua belah itu merupakan inisiatif pihak Istana.

"Dengan penjelasan ini, diharapkan insan media dan masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya dan tidak memiliki praduga yang tidak baik kepada Partai Demokrat seolah-olah Partai Demokrat juga ikut mencari jalan untuk bertemu Presiden Joko Widodo," ujar Riefky lewat keterangannya di Jakarta, Rabu (31/5/2023).

Terdapat dua penjelasan dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait hal tersebut. Pertama, dalam waktu 3,5 tahun ini, SBY tercatat sudah tiga kali bertemu Jokowi, yakni pada 10 Oktober 2019 dan saat pernikahan Kaesang Pangarep.

Pertemuan terakhir terjadi pada 15 November 2022 malam. Saat itu, SBY bertemu Jokowi ketika menghadiri Gala Dinner G-20 di Garuda Wisnu Kencana di Kabupaten Badung, Bali.

"(Pandangan kedua) ketiga pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo dan Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara, yang sedang mengemban amanah saat ini," ujar Riefky.

"Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo. Bukan atas inisiatif Bapak SBY, apalagi meminta waktunya malam hari," kata Riefky melanjutkan.

Riefky mengaku juga bertanya hal yang sama kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Dalam 3,5 tahun terakhir, AHY hanya pernah menemui Jokowi satu kali. Pertemuan itu terjadi pada 9 Maret 2021, yang merupakan permintaan pihak Istana. AHY dan Jokowi bertemu di Istana Bogor, yang terjadi pada malam hari juga.

Saat itu, Jokowi sebenarnya ingin bertemu dengan SBY. Tujuan pertemuan itu untuk mengklarifikasi upaya yang dilakukan atau manuver Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko terhadap Partai Demokrat.

"Dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu-menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambil alih Partai Demokrat," ujar Riefky.

"Begitulah pengakuan dari Presiden Joko Widodo yang disampaikan kepada Ketua Umum AHY," kata Riefky.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement