REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Bank Jateng Cabang Kudus, Jawa Tengah, mencatat penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) selama Januari hingga Mei 2023 mencapai Rp 41,1 miliar.
Pimpinan Bank Jateng Cabang Kudus Sumbodo memastikan hingga akhir tahun penyaluran KUR juga bisa bertambah. "Apalagi, kata dia, masing-masing cabang Bank Jateng bisa menyalurkan KUR sebanyak mungkin karena tidak ada target khusus untuk masing-masing cabang," kata dia disiarkan Antara, Selasa (30/5/2023).
Alokasi KUR dari pemerintah yang diterima Bank Jateng untuk wilayah Jateng pada 2023 sebesar Rp 8 triliun. Alokasi ini naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada penyaluran KUR tahun lalu, imbuh dia, untuk tingkat Jateng memang cukup besar. Karena pada September 2023 alokasi KUR yang diterima sudah tersalur, sehingga ada pengajuan tambahan alokasi KUR ke pusat.
Masyarakat yang berminat meminjam permodalan melalui KUR, untuk plafon pinjaman kurang dari Rp 100 juta tanpa agunan. Sedangkan plafon pinjaman lebih dari Rp 100 juta harus dengan agunan.
Meskipun dalam penyalurannya tanpa agunan, Bank Jateng Cabang Kudus tetap menerapkan prinsip kehati-hatian untuk meminimalkan kemungkinan terjadi kredit macet. Mitigasi risiko kredit macet dinilai cukup membuahkan hasil karena tingkat rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) untuk saat ini hanya 1,5 persen sehingga masih cukup rendah.
Untuk memastikan perkembangan usaha nasabahnya, Bank Jateng juga intensif melakukan monitoring guna memastikan usahanya tetap berjalan normal. Dengan begitu, pembayaran angsurannya juga berjalan dengan baik. Jika usahanya tidak berkembang, maka kemampuan mengangsur setiap bulan juga ikut terganggu. Untuk itu, Bank Jateng Cabang Kudus selalu berupaya mendidik para penerima KUR untuk bersikap disiplin dan memiliki keseriusan mengembangkan usaha menjadi lebih maju.