Rabu 31 May 2023 16:28 WIB

Hari Lahir Pancasila, Momentum Perkuat Ideologi Bangsa di Tengah Ancaman Global

Pancasila merupakan landasan bernegara di tengah gempuran ideologi transnasional

Ilustrasi Pancasila. Pancasila merupakan landasan bernegara di tengah gempuran ideologi transnasional
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Pancasila. Pancasila merupakan landasan bernegara di tengah gempuran ideologi transnasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Pada 1 Juni 1945, Bung Karno merumuskan lima prinsip dasar negara Indonesia yang akan lahir pada sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI). Peristiwa tersebut kemudian ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.  

“Sebagai pemikir besar awal abad ke-20, Bung Karno berhasil merumuskan lima prinsip yang saat ini kita kenal sebagai Pancasila. Pemikirannya Bung Karno melampaui zamannya dan tetap aktual hingga saat ini,” ungkap Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, KH Chriswanto Santoso. 

Baca Juga

Persoalan besar hari ini, semangat gotong-royong yang menjiwai Pancasila kian pudar. Menurut dia, pemujaan terhadap kebebasan individu yang merupakan inti dari liberalisme, kerap dimaknai negatif, “Inilah yang membuat manusia mengutamakan haknya dan sering mengabaikan kewajibannya,” imbuhnya.  

Dia mengatakan, pemujaan terhadap kebebasan individu yang salah kaprah itu, seharusnya dilihat dari sisi positif, “Misalnya, bahwa setiap manusia berhak untuk sejahtera. Untuk itu, mereka bekerja keras dan berhemat. Bukan kian individualistik tidak memikirkan lingkungan sosialnya,” tutur dia.  

Kiai Chriswanto engingatkan, ancaman terhadap ideologi bangsa Indonesia itu, adalah masuknya ideologi transnasional. Ideologi tersebut diserap oleh anak bangsa, tanpa adaptasi atau menyesuaikannya dengan norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat. 

“Ideologi tersebut bisa berupa agama maupun sekularisme, yang diterapkan mentah-mentah tanpa memperhatikan kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia,” tegasnya.  

Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Ketua DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Singgih Tri Sulitiyono, menjelaskan tantangan global seperti ekstremisme agama, radikalisme, terorisme internasional, dan pengaruh ideologi-ideologi transnasional dapat mengancam keutuhan nilai-nilai Pancasila.

“Ideologi-ideologi tersebut mungkin memiliki tujuan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Pancasila. Oleh karena itu, pemerintah perlu upaya yang kuat untuk menghadapinya,” tutur Singgih yang juga Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro. 

Dia menambahkan, pengetahuan untuk menjaga dan memperkuat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap Pancasila sebagai landasan negara sangat penting.

“Penanaman nilai-nilai Pancasila tersebut bisa melalui program-program edukasi, seminar, dan lokakarya. Lembaga Dakwah Islam Indonesia,  pun berusaha membangun pemahaman yang kuat terhadap Pancasila dengan wawasan kebangsaan sebagai panduan dalam menghadapi tantangan global dan ideologi transnasional,” tuturnya. 

Singgih melanjutkan, peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momentum penting untuk menguatkan upaya dalam menjaga nilai-nilai Pancasila dari tantangan global dan ideologi-ideologi transnasional. 

“Lembaga Dakwah Islam Indonesia, memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, dengan mengadakan upacara bendera di sekolah-sekolah dan pesantren-pesantren, mengingatkan perjuangan para pahlawan dalam menyusun Pancasila. Hal ini bertujuan agar Pancasila tetap menjadi landasan yang kokoh bagi bangsa Indonesia,” tuturnya. 

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam 

Dia menyebutkan, menghadapi tantangan global dan ideologi-ideologi transnasional yang dapat menggerus nilai-nilai Pancasila memerlukan peran aktif dan tanggap dari semua pihak. 

“Lembaga Dakwah Islam Indonesia, bersama berbagai komponen masyarakat lainnya berupaya membantu pemerintah menjaga keutuhan nilai-nilai Pancasila dalam membentuk identitas dan persatuan bangsa Indonesia. Peringatan Hari Lahir Pancasila menjadi momen yang tepat untuk membangkitkan nilai-nilai ini dan memperkuat komitmen dalam menjaga keutuhan negara,” tuturnya. 

Pada tahun ini, tema yang diusung dalam Hari Lahir Pancasila adalah Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global. “Ini merupakan tema yang luar biasa. Mari kita merefleksikan dan menerapkan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya. 

Momentum ini digunakan sebagai ajakan untuk membangun peradaban di bidang moral, dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Dengan gotong royong, diharapkan masyarakat dapat mencapai pertumbuhan global yang berkelanjutan dan menjadikan Pancasila sebagai landasan kuat dalam membangun peradaban yang bermartabat,” kata dia. 

Ketua DPW  Lembaga Dakwah Islam Indonesia,  Jawa Tengah ini juga menyampaikan kepada generasi muda dan warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia,  agar terus menjaga keutuhan ideologi Pancasila yang menjadi fondasi negara.

“Pancasila merupakan perekat yang kuat bagi keutuhan dan kesatuan bangsa. Generasi muda dan warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia,  memiliki peran penting dalam menjaga persatuan Indonesia. Tolak segala bentuk aksi yang dapat memecah belah bangsa, seperti radikalisme, ekstremisme, atau intoleransi,” tuturnya.  

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement