Rabu 31 May 2023 19:56 WIB

Para Menlu NATO Berkumpul di Norwegia untuk Pertemuan Informal

Konflik di Kosovo akan menjadi agenda utama pertemuan pafra Menlu NATO.

Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. ilustrasi
Foto: AP Photo/Olivier Matthys
Bendera berkibar tertiup angin di luar markas NATO di Brussel, 7 Februari 2022. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Para Menteri Luar Negeri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan mengadakan pertemuan yang bersifat informal di ibu kota Norwegia, Oslo, pada Rabu (31/5/2023). Pertemuan yang berlangsung dua hari itu akan dipimpin oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, dan dibuka dengan konferensi pers pada 14.30 waktu setempat.

Konflik yang sedang berlangsung di Kosovo dan dukungan terhadap Ukraina akan menjadi agenda utama dalam pertemuan para menlu tersebut. Menurut Stoltenberg, aliansi pimpinannya juga akan membahas persiapan KTT NATO yang akan berlangsung pada 11-12 Juli di Lithuania.

Baca Juga

Aksesi keanggotaan Swedia ke NATO juga bakal menjadi prioritas dalam perkumpulan itu. Pertemuan NATO kali ini juga menandai partisipasi kedua Finlandia sejak diterima menjadi anggota ke-31 aliansi militer itu pada April lalu.

Pada Selasa (30/5), Stoltenberg menyerukan agar bentrokan di Kosovo segera berakhir. Konflik tersebut telah menewaskan sedikitnya 30 tentara NATO.

Stoltenberg mengumumkan bahwa 700 tentara tambahan telah dikerahkan ke Kosovo sebagai tanggapan atas konflik yang masih berlangsung antara pasukan penjaga perdamaian NATO dan warga Serbia di Kosovo.

Dia menambahkan bahwa aliansi tersebut akan menempatkan satu batalion dari pasukan cadangan yang akan siaga sehingga mereka juga dapat dikerahkan jika diperlukan.

Stoltenberg mengatakan bahwa keputusan terkait keanggotaan Swedia ke NATO juga sangat mungkin dilakukan sebelum KTT di Lithuania.Menurut dia, enam pekan sebelum KTT adalah waktu yang cukup panjang untuk mewujudkan keinginan Swedia menjadi anggota NATO.

"Saya juga berhubungan dekat dengan otoritas Turki untuk memastikan Swedia bergabung secepat mungkin," kata Stoltenberg di Twitter.

Swedia telah meresmikan undang-undang anti-teror pada November lalu, dengan harapan Ankara dapat menyetujui usulan Stockholm untuk bergabung dengan NATO. Undang-undang baru, yang mulai berlaku pada 1 Juni, akan memungkinkan pihak-pihak berwenang untuk mengadili individu-individu yang mendukung kelompok-kelompok teroris.

 

sumber : Antara/Anadolu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement