REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali mengungkapkan nasib Piala Indonesia belum ditentukan. Saat ini fokus PSSI masih terbagi ke berbagai agenda yang tak kalah penting, mulai dari kompetisi Liga 1 dan Liga 2 hingga padatnya agenda timnas Indonesia mulai dari kelompok usia hingga yang senior.
Perlu diketahui, Piala Indonesia terakhir dijalankan pada 2018, saat itu PSM Makassar keluar sebagai juaranya. Namun, setelah itu, turnamen yang diikuti tiga strata kompetisi tersebut vakum sampai saat ini. Kemudian, beredar kabar bahwa Piala Indonesia masuk dalam kalender kompetisi 2023/2024.
Mengenai hal itu, Zainudin mengatakan pihaknya masih membicarakan lebih lanjut. "Sedang dibicarakan, pelan-pelanlah. Pelan-pelan, kita kerjakan mana yang memungkinkan. Karena kita ini juga menjadi tuan rumah AFC (kualifikasi Piala Asia U-23 2023), ada banyak kegiatan, dan kita lihat mana yang harus kita ikuti dan mana yang tidak. Tidak semua," kata Zainudin di Jakarta, Rabu (31/5/2023).
Piala Indonesia merupakan salah satu ajang yang paling dinanti oleh para pencinta sepak bola Indonesia. Pasalnya, semua klub Liga 1, Liga 2 dan Liga 3 akan saling bertemu untuk memperebutkan gelar juara. Turnamen itu pastinya juga memiliki nilai komersial yang tinggi. Tapi Zainudin mengungkapkan, nasib Piala Indonesia masih harus dibicarakan.
"Ya nanti tunggu saja bagaimana (Piala Indonesia). Karena semua keputusannya Pak Erick Thohir tidak mau memutuskan sendiri, beliau selalu bawa ke rapat Exco," kata Zainudin.
Sementara itu, CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Teddy Tjahjono mengatakan ajang Piala Indonesia seharusnya memang bisa digelar kembali. Tapi, Teddy memahami bahwa tahun 2024 adalah tahun politik, menurutnya PSSI akan kesulitan untuk memastikan turnamen tersebut bisa digelar sampai tuntas.
"Jadi mungkin akan sulit ya, makanya diputuskan Piala Indonesia ditiadakan tahun ini. Mungkin tahun depan setelah tahun politik selesai," kata Teddy di Jakarta, Rabu (31/5/2023).