Kamis 01 Jun 2023 16:01 WIB

Ricardo Kaka Putar Ulang Memori Gelap AC Milan pada Final Liga Champions di Istanbul

Milan kalah adu penalti dari LIverpool setelah unggul 3-0 pada babak pertama.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Ricardo Kaka, mantan playmaker AC Milan.
Foto: EPA/Daniele Mascolo
Ricardo Kaka, mantan playmaker AC Milan.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Mantan playmaker AC Milan Ricardo Kaka memutar kembali memorinya saat berlaga pada partai final Liga Champions musim 2004/2005. Milan secara dramatis takluk dari Liverpool meski telah unggul 3-0 pada babak pertama.

"Kami sangat dekat untuk menjuarai Liga Champions 2005, mengungguli tim sekelas Liverpool 3-0 pada babak pertama," kata Kaka dikutip dari Liverpool Echo, Kamis (1/6/2023).

Baca Juga

Kaka mengaku mengambil banyak pelajaran berharga dari final luar biasa tersebut. Sebab trofi yang sudah di depan mata melayang karena kelengahan.

"Menurut pendapat saya kami memiliki salah satu pertahanan terbaik dalam sejarah sepak bola, tapi kami kebobolan tiga gol dalam enam menit. Final itu benar-benar sulit dipercaya. Sangat disayangkan kami kalah, tapi saya berpartisipasi dalam duel bersejarah," sambung Kaka.

Milan dan Liverpool bertemu pada partai final Liga Champions 2004/2005 di Istanbul, Turki. Pasukan Carlo Ancelotti tampil begitu superior pada babak pertama, mencetak tiga gol lewat brace Hernan Crespo dan Paolo Maldini.

Namun petaka hadir ketika memasuki interval kedua. The Reds mulai menunjukkan mentalitas setelah berhasil memperkecil kedudukan lewat gol cepat Steven Gerrard serta Vladimir Smicer sebelum Xabi Alonso membuat skor menjadi sama kuat 3-3.

Laga kemudian harus diakhiri dengan adu penalti. Liverpool keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2 setelah Andriy Shevchenko gagal mencetak gol ke gawang Jerzy Dudek. 

"Tentu itu adalah kekalahan, tetapi saya beruntung berada di momen ajaib dalam hidup saya. Pelajaran terpenting dari partai itu adalah kita tidak bisa mengendalikan hasil, yang bisa saya kendalikan hanyalah prosesnya," kata peraih Ballon d'Or 2007.

Kaka tak menanti lama untuk kembali ke partai final. Dua tahun berselang ia merasakan paket lengkap kebahagiaan yaitu balas dendam dari Liverpool, mengangkat Si Kuping Besar, dan menyabet penghargaan Ballon d'Or.

"Saya percaya keajaiban terjadi ketika profesionalisme bertemu dengan semangat," kata dia.

Tahun ini, Milan gagal kembali ke Istanbul setelah penantian panjang. Il Diavolo Rosso disingkirkan rival sekota Inter Milan pada babak semifinal. INerazzurri memastikan diri sebagai lawan Manchester City pada partai final Liga Champions 2022/2023.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement