REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pelatih AS Roma Jose Mourinho melemparkan medali runner-up setelah timnya menelan kekalahan dari Sevilla pada laga final Liga Europa 2022/2023 di Puskas Arena, Budapest, Kamis (1/6/2023) dini hari WIB tadi. Bagi sebagaian orang, ini ekspresi kekecewaan. Namun untuk yang memahaminya paham kalau ini kebiasaan Mourinho, terlepas menang atau kalah pada laga final.
Sempat memimpin laga lewat gol Paulo Dybala, Roma tidak bisa menahan keunggulan ketika Sevilla menyamakan kedudukan lewat gol bunuh diri Gianluca Mancini. Hasilnya Los Nervionenses menang 4-1 atas i Giallorossi lewat adu penalti.
Kekalahan seperti itu adalah pengalaman baru bagi Mourinho, yang telah memenangkan lima final di kompetisi Eropa sebelumnya, termasuk final Liga Konferensi UEFA tahun lalu bersama Roma. "Saya terlalu lelah untuk melakukan pekerjaan sebagai pelatih, juru bicara klub, dan untuk berjuang di setiap saat," kata Mourinho purnalaga.
Allenatore berusia 60 tahun pun diklaim tidak senang dengan hasil tersebut, yang membuatnya memutuskan untuk melempar medali runner-up kepada seorang penggemar i Giallorossi.
Ia pun mengaku sangat kecewa atas beberapa keputusan wasit selama partai final versus tim Spanyol. Menyebut, sejumlah ketentuan bertentangan dengan apa yang terjadi di atas lapangan.
"Saya tak pernah pulang lebih bangga dari hari ini, bahkan ketika saya menang. Kami sudah bekerja keras dalam adu penalti. Selamat untuk Sevilla, tetapi selamat juga untuk pemain dan fan Roma," sambung Mourinho.
Namun hal menarik yang justru menjadi sorotan pun pertanyaan publik pecinta sepak bola adalah reaksi pelatih asal Portugal yang melempar medali runner-up ke tribun penonton sebagaimana dilansir FristPost, Kamis (1/6/2023).
Ternyata aksi bagi-bagi medali telah lama dilakukan Mourinho. Baik saat ia berhasil membawa tim meraih gelar juara atau hanya finis di posisi runner-up. Sebelum aksi final Liga Europa, Mourinho pernah memberikan medali kepada anak kecil pendukung Chelsea.
Saat itu, Chelsea menelan kekalahan dari Arsenal pada laga final Community Shield 3 Agustus 2015 silam. Ia punya pandangan bahwa memberikan medali ke pendukung, khususnya anak-anak diklaim bisa menghapus kesedihan yang ia saksikan dari kekalahan tim tercinta.
"Saya tak pernah menyimpan medali apa pun meski saya menang. Jadi, bayangkan saja apa yang harus saya lakukan jika saya kalah," kata Mourinho beberapa waktu lalu.
Dua contoh di atas terjadi ketika Mourinho mendapatkan timnya menelan kekalahan. Namun, fakta lain terjadi saat Mourinho sukses membantu Chelsea menjuarai trofi Liga Primer Inggris musim 2004/2005. Dalam peranyaan juara Mourinho berlari ke arah penggemar sambil melepas blazer yang dikenakan sekaligus melemparnya bersamaan dengan medali juara.