Kamis 01 Jun 2023 17:08 WIB

Royal Wedding Tingkatkan Harapan Yordania Terhadap Aliran Bantuan Internasional

Yordania menampung banyak pengungsi dari Suriah, Irak dan Palestina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Sebuah poster bergambar Putra Mahkota Kerajaan Yordania Hussein dan tunangannya Rajwa Alseif dipasang di jalan utama di pusat kota Amman, Yordania, Selasa, 30 Mei 2023. Putra Mahkota Al Hussein bin Abdullah II, 28, dan Rajwa Alseif, Wanita berusia 29 tahun itu akan menikah pada hari Kamis (1/6/2023).
Foto: Foto AP/Nasser Nasser
Sebuah poster bergambar Putra Mahkota Kerajaan Yordania Hussein dan tunangannya Rajwa Alseif dipasang di jalan utama di pusat kota Amman, Yordania, Selasa, 30 Mei 2023. Putra Mahkota Al Hussein bin Abdullah II, 28, dan Rajwa Alseif, Wanita berusia 29 tahun itu akan menikah pada hari Kamis (1/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Yordania menggelar Royal Wedding yang mungkin paling berpengaruh di kawasan. Putra Mahkota Yordania Hussein menikah dengan Rajwa Alseif, putri salah satu keluarga paling kaya dan berpengaruh di Arab Saudi.

Tamu undangan pernikahan ini termasuk Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Jii Biden dan Utusan Khusus bidang Perubahan Iklim AS John Kerry dan sejumlah anggota keluarga kerajaan di Eropa dan Asia.

Baca Juga

Pernikahan ini hal yang cukup besar bagi keluarga kerajaan Yordania. Sebagai kesempatan monarki menunjukkan wajah terbaiknya ke masyarakatnya dan dunia internasional. Meski mereka mengalami berbagai tantangan ekonomi dan gejolak sosial.

Yordania memiliki banyak tantangan. Negara itu menampung banyak pengungsi yang melarikan diri dari perang di Suriah dan Irak serta banyak pengungsi Palestina. Hubungannya dengan Israel semakin merenggang beberapa taun terakhir.

Sementara perekonomian Yordania tidak dalam bentuk terbaiknya. Negara itu memiliki sedikit sumber daya alam. Yordania bahkan dilanda istrik istana. Mantan Putra Mahkota Hamzah menjadi tahanan rumah setelah raja menuduhnya membangkang.

Hamzah merupakan tokoh populer di masyarakat Yordania terutama di masyarakat suku di pedesaan. Jarang anggota kerajaan menyerang sendiri anggota keluarganya seperti itu, dan penindakan keras raja pada saudara tirinya menimbulkan pertanyaan.

Pernikahan Hussein dan Rajwa memberi kesempatan bagi Yordania memperbaiki citranya di hadapan publik. Meski mungkin tidak mudah dilakukan.

Orang tua Hussein, Raja Abdullah II dan Ratu Rania merupakan tokoh yang terkenal. Kehadiran undangan seperti keluarga kerajaan Eropa, Asia, John Kerry serta Jill Biden akan memoles citra keluarga Yordania.

Yordania selalu merupakan sekutu strategis bagi Barat. Negara itu mungkin lebih miskin dari negara-negara Arab Teluk tapi posisinya cukup penting.

Terletak di tengah Timur Tengah, Yordania berada di perbatasan-perbatasan negara konflik seperti Suriah yang mengalami perang saudara, Irak yang dalam pemulihan perang, Israel dan Tepi Barat. Yordania merupakan sumber stabilitas di kawasan.

Arab Saudi memiliki alasan lain. Negara yang sangat kaya itu produsen minyak dunia dan kini menjadi kekuatan baru di panggung internasional. Secara historis Arab Saudi sekutu dekat AS tapi kini posisinya mulai berubah setelah menormalisasikan hubungan dengan Iran dalam perundingan yang ditengahi Cina.

Arab Saudi juga tegas menolak permintaan Barat untuk memompa lebih banyak minyak. Yordania sangat tergantung pada bantuan internasional.

Tapi beberapa tahun terakhir bantuan dari negara Arab Teluk terutama Arab Saudi mulai berkurang. Pernikahan ini mungkin meningkatkan harapan Yordania aliran bantuan itu kembali lancar.  

Saat ini tidak diketahui kapan putra mahkota akan naik tahta. Tapi kapan pun itu terjadi ia akan mewarisi tantangan besar terutama bagi generasi muda, orang-orang di usianya yang hanya memiliki sedikit kesempatan.

Hussein membutuhkan semua bantuan yang bisa ia dapatkan. Ia memerlukan sekutu, investasi asing, ia harus lebih dekat dengan Arab Saudi, menstabilkan situasi di istananya dan siap kapan pun ia mengambil alih kekuasaan.

Di pernikahan ini juga menunjukkan Timur Tengah yang baru. Putra mahkota menikah dengan putri keluarga kaya di Arab Saudi.

Pasangan ini mendapat pendidikan barat di universitas-universitas bergengsi di Amerika Serikat. Fasih berbahasa Inggris dan bercengkrama dengan nyaman dengan anggota keluarga kerajaan, pengusaha besar dan politisi.

Dengan privilese sang putra mahkota dan istrinya hidup di bawah pengawasan jutaan orang. Sepanjang hidupnya ia dipersiapkan untuk ini. Ayahnya membawanya keliling dunia. Baru-baru ini ia berkunjung ke Gedung Putih bersama raja.

Namun tantangan terbesarnya bukan dari luar negeri tapi dari dalam negeri. Yordania menghadapi banyak kesulitan dan Hussien diharapkan dapat membawa negaranya ke masa depan yang lebih baik.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement