REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ghibah merupakan penyakit hati yang suka menggunjingkan aib orang lain. Dalam Islam, ghibah tentu saja dilarang dan dianggap sebagai dosa besar, sehingga mereka yang melakukannya harus bertaubat dan memohon maaf kepada orang yang digunjing.
Dikutip dari buku Allah pun Bershalawat Kepada Nabi karya Abbas Azizi, suatu hari seorang wali Allah SWT mengadu pada Nabi Ilyas alaihissalam dan Nabi Khidhir alaihissalam bahwa masyarakat saat ini banyak melakukan ghibah (menggunjingkan orang lain). Padahal ghibah merupakan dosa besar.
"Aku telah banyak menasehati mereka, mencegah mereka, tetapi ucapan-ucapanku tidak pernah mereka dengar dan mereka tidak meninggalkan perbuatan tercela itu," ujarnya.
Nabi Ilyas alaihissalam kemudian menjawab, "Cara mengatasi masalah ini adalah, setiap orang yang datang ke sebuah majelis (pertemuan) hendaknya mengucapkan:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ
Bismillahirrahmanirrahim shallallahu 'ala muhammadin wa ali Muhammad
(Dengan nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, semoga Allah menyampaikan shalawat pada Muhammad SAW dan keluarga Muhammad SAW).
Allah SWT akan menempatkan satu malaikat pada majelis tersebut yang akan mencegah seseorang membicarakan keburukan orang lain dan malaikat tersebut akan berdoa pada Allah SWT agar orang-orang yang berada di majelis tersebut terjaga dari ghibah."
Nabi Khidhir alaihissalam mengatakan, "Jika seseorang keluar dari majelis tersebut dan membaca:
بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ
Bismillahirrahmanirrahim shallallahu 'ala muhammadin wa ali muhammad
(Dengan nama Allah Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, semoga Allah SWT menyampaikan shalawat pada Muhammad SAW dan keluarga Muhammad SAW), Allah SWT akan mengutus malaikat untuk menjaga agar orang-orang yang berada di majelis tersebut tidak membicarakan keburukannya.”
Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam
Allah SWT pun melarang ghibah dan gosip melalui firman Nya, dalam Al Hujurat ayat ayat 11-12:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ.يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok).
Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain.
Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Mahapenerima tobat, Mahapenyayang.”