REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Danny Rourke (Ben Affleck) mengalami trauma mendalam akibat hilangnya sang putri yang masih berusia tujuh tahun, Minnie. Detektif kepolisian itu sudah mencari ke mana pun, tapi belum juga menemukan putrinya yang diculik saat bermain di taman.
Di tengah pencarian putrinya, Rourke harus tetap menjalankan tugas sebagai polisi. Dia dan mitranya, Nicks (JD Pardo), ditugaskan mengawasi sebuah bank. Ada laporan anonim yang mengatakan bakal terjadi perampokan besar di bank tersebut.
Saat melakukan pengawasan, muncul pria misterius. Rourke merasa ada yang tidak beres dengan pria itu, sebab orang-orang menjadi aneh setelah berinteraksi dengannya. Seolah semua yang diucapkan pria itu adalah sebuah titah yang harus dilakukan.
Rupanya, pria bernama Lev Dellrayne (William Fichtner) itu menghipnotis orang-orang untuk melakukan apa pun yang dia inginkan. Rourke yakin Dellrayne ada kaitannya dengan hilangnya Minnie selama ini. Namun, ada rencana besar Dellrayne yang menanti Rourke.
Kisah pencarian Rourke hadir dalam film Hypnotic yang segera tayang di bioskop Indonesia. Sutradara Robert Rodriguez mengarahkan sinema bergenre fiksi ilmiah dan thriller ini. Dia juga menulis skenario film bersama Max Borenstein.
Dengan kehadiran Ben Affleck, film Hypnotic termasuk tayangan yang cukup diharapkan gebrakannya. Sayangnya, sinema untuk penonton 13 tahun ke atas ini sekadar menampilkan ketegangan demi ketegangan yang lantas mengarah pada antiklimaks.
Padahal, sejak awal durasi, penonton sudah cukup terhanyut dengan jalinan konflik yang ada. Berbagai hal tentang ilmu hipnotis yang dimasukkan dalam cerita amat menarik diikuti. Begitu juga aspek visual yang menyesuaikan dengan tema hipnotis itu.
Misalnya, ketika Rourke terlibat aksi kejar-kejaran dengan sosok antagonis. Mendadak, lanskap kota menghampar dan bergerak meliuk, membuat Rourke tidak memercayai apa yang dilihatnya. Itu akibat hipnotis yang dilakukan tokoh antagonis terhadapnya.
Praktisi hipnotis lain yang belakangan terlibat dalam pencarian putri Rourke, Diana Cruz (Alice Braga) sedikit banyak membantu sang tokoh utama untuk mempertahankan kesadarannya.
"Semua yang kau lihat tidak nyata," kata Cruz kepada Rourke.
Dahsyatnya efek hipnotis itu lumayan membuat penonton ngeri kalau-kalau kriminalitas dengan metode demikian betulan terjadi di dunia nyata. Sebab, dalam film, orang-orang yang dihipnotis akan terus berusaha sampai "misi" yang diperintahkan kepadanya dijalani, tak peduli harus kehilangan anggota tubuh atau nyawa.
Sebagai tokoh utama Danny Rourke, upaya penghayatan peran Ben Affleck sampai ke penonton. Saat menyimak film ini, penonton bisa ikut merasakan kegetiran, rasa frustrasi, dan trauma Rourke akibat berbagai insiden yang terjadi dalam hidupnya.