Jumat 02 Jun 2023 09:11 WIB

Cina-Singapura Buka Saluran Komunikasi Pejabat Tingkat Tinggi

Cina dan Singapura meletakkan dasar untuk komunikasi antara kedua negara

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen. Cina dan Singapura meletakkan dasar untuk komunikasi antara kedua negara
Foto: AP
Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen. Cina dan Singapura meletakkan dasar untuk komunikasi antara kedua negara

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Cina dan Singapura meletakkan dasar untuk komunikasi antara kedua negara pada Kamis (1/6/2023). Kesepakatan ini akan membangun hubungan komunikasi tingkat tinggi antara Cina dengan mitra dekat Amerika Serikat (AS) di Asia itu.

Menteri Pertahanan Cina Li Shangfu menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen. Nota ini untuk berupaya membangun sambungan telepon yang aman untuk komunikasi tingkat tinggi antara para pemimpin pertahanan.

“Jalur komunikasi terbuka tingkat tinggi seperti itu penting untuk memperkuat saling pengertian dan kepercayaan,” kata pernyataan pemerintah Singapura tanpa memberikan batas waktu kesepakatan itu akan ditetapkan.

Li sedang dalam kunjungan pertamanya ke Singapura sebagai menteri pertahanan. Dia secara luas membahas masalah keamanan global dan regional dengan sejumlah pejabat.

Singapura mengatakan, lembaga pertahanan kedua negara berinteraksi secara teratur melalui latihan bilateral dan multilateral. Li menyatakan, kunjungan mantan jenderal Beijing itu menggarisbawahi hubungan lama, hangat, dan bersahabat.

Pada saat yang sama, Singapura adalah mitra militer dan ekonomi yang dekat dengan AS. Kesepakatan untuk menjalin hubungan telepon langsung terjadi ketika komunikasi antara Washington dan Beijing tegang.

Li juga membentuk hotline pertahanan dengan Jepang pada Maret. Kesepakatan itu untuk meningkatkan komunikasi dan membantu menghindari pertemuan yang tidak disengaja di wilayah yang tegang.

Sementara di Singapura, Li diperkirakan akan berpidato pada pertemuan pejabat pertahanan, diplomat, dan pemimpin negara pada  Ahad (4/6/2023). Namun Li menolak permintaan dari Washington untuk bertemu di sela-sela dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin. Austin akan memberikan pidato di Shangri-La Dialogue  sehari sebelumnya.

Dari banyak masalah antara kedua negara besar itu, Cina telah terganggu oleh dukungan AS untuk Taiwan. Kemudian kondisi itu diperparah dengan penembakan yang disebut AS sebagai balon mata-mata Cina, dan sanksi yang secara langsung menargetkan Li.

Sanksi-sanksi tersebut terkait dengan paket tindakan AS yang luas terhadap Rusia sebelum invasi ke Ukraina. Snaksi itu diberlakukan pada 2018 atas keterlibatan Li dalam pembelian pesawat tempur dan rudal anti-pesawat Cina dari Rusia.

Sanksi ini secara luas mencegah Li melakukan bisnis di AS. Namun Washington menegaskan, sanksi itu tidak mencegahnya mengadakan pembicaraan resmi.

Awal pekan ini, juru bicara Kementerian Pertahanan Cina Tan Kefei mengatakan, tawaran Austin untuk melakukan pembicaraan di Singapura telah ditolak karena AS mengabaikan kekhawatiran Cina dan menciptakan hambatan buatan. “Pihak AS harus mengambil tindakan praktis untuk menunjukkan ketulusan dan memperbaiki kesalahan, untuk menciptakan kondisi yang diperlukan dan suasana yang tepat untuk komunikasi dan pertukaran antara kedua belah pihak,” katanya.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement