REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketokohan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) dinilai belum memberikan berkah efek elektoral bagi Partai Golkar. Banyak warga Jawa Barat (Jabar) yang belum tahu RK sudah masuk Partai Golkar.
“Berdasarkan data riset, popularitas dan elektabilitas RK itu ternyata baru dinikmati oleh dirinya sendiri sebagai cagub, dan belum memberi efek berkah positif kepada Golkar,” kata peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, dalam siaran pers, Jumat (2/6/2023).
Padahal, lanjut dia, RK yang sudah resmi masuk Partai Golkar dan menjabat salah satu wakil ketua umum, diharapkan membawa dampak elektoral bagi Golkar. “Sebagai tokoh Jabar yang memiliki popularitas dan elektabilitas tertinggi sebagai calon gubernur di seluruh Lembaga survei, termasuk survei LSI Denny JA, harusnya RK menjadi kabar gembira yang bisa menaikan elektabilitas partai yang menjadi kendaraan baru politiknya,” ungkap Toto.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA itu mengatakan, salah satu faktor yang membuat tidak berbanding lurusnya antara ketokohan RK dengan dukungan publik kepada Golkar adalah karena mayoritas publik di Jabar belum banyak yang tahu jika RK sekarang sudah menjadi kader Golkar.
Karena itulah, lanjut Toto, PR besar RK saat ini adalah menggenjot pengetahuan publik tentang posisinya sebagai gubernur Jabar yang juga kader Golkar. "Tentu bisa berbagai macam cara dan kemasan bisa dilakukan untuk tercapainya tujuan tersebut,” kata Toto.
Cara itu di antaranya bisa lewat aneka kemasan atribut ruang publik maupun lewat aneka platform media social yang menjadi salah satu keunggulannya selama ini. Dari pengamatan Toto, selama berkeliling Jabar, belum ada program massif seperti itu. "Padahal ini penting agar keberadaannya di Golkar saat ini benar-benar membawa berkah electoral kepada partai,” ungkap Toto.
Ditegaskan Toto, bahan dan modal yang dimiliki RK sudah ada. Yaitu, modal elektabilitas yang sudah 46 persen, dengan strong supporter (pemilih militan) nya sekitar 33 perse. Bandingkan dengan kandidat lain seperti Dedi Mulyadi yang 24 persen, dan yang lainnya masih dibawah 10 persen.
“Nah, sekarang, bagaimana RK mampu mengonversi ketokohan dan elektabilitasnya itu menjadi dukungan suara kepada Golkar. Tidak hanya untuk dirinya sendiri. Walaupun, tugas RK berikutnya adalah menjaga elektabilitasnya jangan sampai turun. Sebab, kalau sudah turun, biasanya rebound- nya lagi susah,” papar Toto.