REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Nasdaq dan S&P 500 melonjak ke penutupan tertinggi sembilan bulan terakhir pada Kamis (1/6/2202) ditengah harapan The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga. Dikutip dari Reuters, Kamis (1/6/2023) investor juga menyambut pemungutan suara di Kongres untuk menangguhkan plafon utang Amerika Serikat (AS).
Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran naik sedikit pada pekan lalu. Sementara penggajian swasta meningkat lebih dari yang diperkirakan pada Mei 2023 uanh menunjukkan pasar tenaga dapat mendorong The Fed mempertahankan kenaikan suku bunga.
Fokus saat ini bergeser terhadap laporan pengangguran Departemen Tenaga Kerja yang diawasi ketat untuk Mei 2022. Data tersebut akan membantu menentukan The Fed bertahan dengan kenaikan suku bunga yang agresif.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average juga terpantau naik 154,09 poin atau 0,47 persen menjadi 33.062,36. Lalu S&P 500 meningkat 41,26 poin atau 0,99 persen menjadi 4.221,09 dan Nasdaq Composite bertambah 165,70 poin atau 1,28 persen menjadi 13.100,98.
Selain itu, inflasi upah melambat seperti yang dilaporkan oleh ADP. Sementara laporan Departemen Tenaga Kerja mengatakan biaya tenaga kerja per satu unit output pulih pada tingkat 4,2 persen pada kuartal I 2023.
"Data biaya tenaga kerja unit untuk kuartal I 2023 biasanya tidak memicu reaksi. Tapi itu menandakan peningkatan yang signifikan," kata analis pasar senior di OANDA, New York, Edward Moya.
Moya menuturkan, pasar menjadi yakin bahwa kenaikan suku bunga The Fed untuk Juni 2023 hampir tidak terjadi. Proyeksi untuk menaikkan suku bunga pada Juli 2023 juga menurun.
Di sisi lain, perdagangan berjangka menunjukkan probabilitas 76,2 persen bahwa The Fed akan berhenti menaikkan suku bunga. Khususnya pada pertemuan kebijakan 13-14 Juni 2023.