REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir bertemu dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah al-Amudi. Pertemuan tersebut untuk membicarakan kerja sama ekonomi kerakyatan.
Erick mengatakan pihaknya mendorong agar pemerintah Arab Saudi ikut membantu penguatan ekonomi kerakyatan di dalam negeri. Hadir dalam pertemuan tersebut, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
"Hari ini saya bersama bertemu Ketua Umum PBNU Gus Yahya, Menteri Investasi Pak Bahlil, bertemu Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal Abdullah al-Amudi. Kami berdiskusi tentang kerja sama yang bisa mendorong ekonomi kerakyatan di Indonesia," ujar Erick melalui akun Instagramnya, Rabu (31/5/2023).
Di Tanah Air, pemerintah menargetkan kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat hingga 65 persen pada 2024. Pada 2022 lalu, usaha menengah itu mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja dan menghimpun 60,4 persen dari total investasi di Indonesia.
Lantaran berkontribusi besar, Erick meminta perusahaan pelat merah tetap menjadikan UMKM sebagai mitra bisnis. Tujuannya, agar ekonomi kerakyatan tetap stabil dan berkembang maju. Erick pun memastikan BUMN siap mendukung kerja sama Indonesia dan Arab Saudi agar bisa berdampak luas bagi masyarakat.
"Kami memastikan BUMN siap mendukung agar memberi manfaat besar untuk masyarakat dan mempererat hubungan Indonesia dan Arab Saudi," kata Erick.
Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan bilateral di bidang ekonomi yang telah terjalin dengan baik. Nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Arab Saudi pada 2022 mencapai 7,5 miliar dolar AS, serta nilai ekspor mencapai dua miliar dolar AS dan impor senilai 5,5 miliar dolar AS.