Jumat 02 Jun 2023 11:38 WIB

Biden Sebut G7 Harus Bekerja Sama dengan Cina

AS juga siap untuk bersaing dengan Cina dan akan membela kepentingan negaranya

Biden mengatakan bahwa Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) harus bekerja sama dengan Cina berdasarkan prinsip-prinsip yang dimiliki bersama.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Biden mengatakan bahwa Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) harus bekerja sama dengan Cina berdasarkan prinsip-prinsip yang dimiliki bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat, Joe Biden pada Kamis (1/6/2023) mengatakan bahwa Kelompok Tujuh Negara Maju (G7) harus bekerja sama dengan Cina berdasarkan prinsip-prinsip yang dimiliki bersama. G7 terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Kanada.

Saat menyampaikan sambutan kepada lulusan Akademi Angkatan Udara di Colorado, Biden mengatakan bahwa AS siap untuk bersaing dengan Cina dan akan membela kepentingan negaranya, tetapi Washington tidak mencari "konflik atau konfrontasi" dengan Beijing.

Baca Juga

Dia mengatakan AS harus sebisa mungkin bekerja sama dengan Cina untuk mengatasi berbagai tantangan global, seperti perubahan iklim. Namun, dia juga menekankan bahwa koordinasi di antara negara-negara G7 sangat diperlukan guna meminimalkan ancaman terhadap keamanan nasional dan meningkatkan ketahanan terhadap hal yang disebut paksaan ekonomi dari Beijing.

"Dengan bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki nilai-nilai paling fundamental, kita dapat melipatgandakan kekuatan satu sama lain," katanya.

Pernyataan Biden itu muncul ketika AS dan Cina masih berupaya memulihkan jalur-jalur komunikasi setelah hubungan kedua negara tersebut sempat tegang karena masalah Taiwan dan insiden balon mata-mata.

Pada pertengahan Mei, para pemimpin G7 berkumpul di kota Hiroshima, Jepang, dan menyatakan dalam komunike bahwa mereka "siap untuk membangun hubungan yang konstruktif dan stabil dengan Cina, mengakui pentingnya melakukan hubungan secara terbuka."

"Pendekatan kebijakan kami tidak dirancang untuk merugikan Cina dan kami juga tidak berusaha menghalangi kemajuan dan pembangunan ekonomi Cina. Kehadiran Cina yang meningkat, yang bertindak berdasarkan aturan-aturan internasional, akan menjadi kepentingan global," demikian bunyi pernyataan G7.

Pernyataan Biden dalam pidato pembukaan di Colorado itu juga menunjukkan niatnya untuk menjangkau Cina sebelum dia kemungkinan akan menjadi lebih sibuk untuk pemilihan presiden 2024.

Namun, Cina baru-baru ini menolak permintaan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk bertemu langsung dengan rekannya dari Cina Li Shangfu selama forum keamanan tahunan yang berlangsung tiga hari di Singapura

Cina juga telah memutuskan saluran komunikasi antarmiliter dengan Amerika Serikat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. Pelosi menjadi pejabat AS paling senior yang berkunjung ke pulau demokrasi itu dalam seperempat abad.

Selain gesekan terkait Taiwan, yang dianggap Cina sebagai bagian dari wilayahnya, ketegangan lebih lanjut terjadi awal tahun ini setelah Washington mendeteksi apa yang disebutnya sebagai balon mata-mata Cina yang melintasi area-area sensitif Amerika Serikat.

Insiden tersebut menyebabkan penundaan mendadak atas rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing pada awal Februari.

Perjalanan Blinken dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari pertemuan langsung antara Biden dan Presiden Cina Xi Jinping di Bali pada November. Pertemuan itu seharusnya menjadi kunjungan pertama pejabat setingkat menteri AS ke Cina sejak dimulainya pemerintahan Biden pada 2021.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement