Jumat 02 Jun 2023 12:35 WIB

Rusia Tuduh AS Lakukan Operasi Spionase Melalui iPhone

FSB mengatakan, beberapa ribu perangkat Apple Inc telah terinfeksi

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) telah mengungkap operasi spionase AS yang membahayakan ribuan pengguna iPhone
Foto: Republika/Thoudy Badai
Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) telah mengungkap operasi spionase AS yang membahayakan ribuan pengguna iPhone

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Badan Keamanan Federal Rusia (FSB) mengatakan pada Kamis (1/6/2023), telah mengungkap operasi spionase Amerika Serikat (AS) yang membahayakan ribuan pengguna iPhone.

FSB mengatakan, beberapa ribu perangkat Apple Inc telah terinfeksi, termasuk milik pelanggan domestik Rusia serta diplomat asing yang berbasis di Rusia dan negara bekas Uni Soviet. "FSB telah mengungkap tindakan intelijen dari layanan khusus Amerika yang menggunakan perangkat seluler Apple," kata FSB dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

FSB mengatakan, plot tersebut menunjukkan kerjasama yang erat antara Apple dan badan AS yang bertanggung jawab atas intelijen dan keamanan kriptografi dan komunikasi Badan Keamanan Nasional (NSA). FSB tidak memberikan bukti bahwa Apple bekerja sama dengan atau mengetahui kegiatan mata-mata.

Dalam sebuah pernyataan, Apple membantah tuduhan tersebut. "Kami tidak pernah bekerja dengan pemerintah mana pun untuk memasukkan backdoor ke produk Apple apa pun dan tidak akan pernah," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan tetapi NSA menolak berkomentar.

Sedangkan CEO Kaspersky Eugene Kaspersky mengatakan di Twitter, lusinan telepon karyawannya disusupi dalam operasi tersebut. Pergerakan ini digambarkan perusahaannya sebagai serangan dunia maya yang sangat kompleks dan ditargetkan secara profesional.

Peneliti Kaspersky Igor Kuznetsov mengatakan, perusahaannya telah secara independen menemukan lalu lintas yang tidak normal pada jaringan Wi-Fi perusahaan sekitar awal tahun. Dia menyatakan, Kaspersky tidak mengedarkan temuannya ke Tim Tanggap Darurat Komputer Rusia hingga Kamis pagi.

Kuznetsov mengatakan, tidak dapat mengomentari tuduhan Moskow bahwa AS bertanggung jawab atas peretasan atau bahwa ribuan orang lainnya telah menjadi sasaran. "Sangat sulit untuk mengaitkan apa pun dengan siapa pun," katanya.

Dalam sebuah postingan artikel, perusahaan yang membuat produk atau perangkat lunak antivirus mengatakan, jejak infeksi tertua yang ditemukannya berasal dari 2019. "Pada saat penulisan pada Juni 2023, serangan itu sedang berlangsung," kata perusahaan itu.

Kaspersky menegaskan, meskipun stafnya terkena serangan, perusahan itu cukup yakin bahwa mereka bukanlah target utama serangan siber itu. Sedangkan, FSB mengatakan, para peretas AS telah menaretkan diplomat dari Israel, Suriah, China, dan anggota NATO dalam kampanye spionase. Pejabat Israel menolak berkomentar. Perwakilan China, Suriah, dan NATO tidak segera dapat memberikan komentar.

Juru bicara Istana Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, semua pejabat di pemerintahan kepresidenan tahu bahwa gadget seperti iPhone bersifat transparan. Awal tahun ini, Kremlin mengatakan kepada pejabat yang terlibat dalam persiapan pemilihan presiden Rusia 2024 untuk berhenti menggunakan iPhone karena khawatir perangkat tersebut rentan terhadap badan intelijen Barat.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement