Jumat 02 Jun 2023 13:41 WIB

Bagaimana Menghindari Online Job Scams?

Para korban perdagangan manusia ini mengalami neraka hidup.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
WNI yang disekap oleh perusahaan online scam di Kamboja telah diselamatkan. Para korban perdagangan manusia ini mengalami neraka hidup.
Foto: KBRI PHNOM PENH
WNI yang disekap oleh perusahaan online scam di Kamboja telah diselamatkan. Para korban perdagangan manusia ini mengalami neraka hidup.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Deretan iklan yang menjanjikan kerja mudah di luar negeri dengan gaji besar beredar secara luas di internet. Namun, banyak yang tertipu dengan tawaran menggiurkan tersebut.

Dilansir Channel News Asia (CNA), jenis penipuan ini adalah yang paling umum terjadi pada paruh pertama 2022, dengan 3.573 kasus dilaporkan dan kerugian sebesar 58,5 juta dolar Singapura. Online job scams juga merupakan penipuan paling umum sepanjang 2021, dengan 4.554 kasus yang dilaporkan. Kasus ini meningkat dibandingkan dengan 132 kasus pada 2020.

Baca Juga

Tahun lalu, 16 orang Malaysia tertipu oleh tawaran pekerjaan yang menggiurkan di Facebook sebagai petugas layanan pelanggan di Kamboja. Para korban dibawa secara ilegal ke Kamboja. Dokumen perjalanan mereka diambil, dan mereka dipaksa untuk menipu orang lain tanpa dibayar sepeser pun.

Para korban yang berusia antara 19 tahun dan 43 tahun berhasil diselamatkan pada April 2022 dengan bantuan otoritas lokal dan internasional.  Seorang Malaysia yang tertipu penipuan pekerjaan ini mengatakan kepada CNA bahwa, dia berada di bawah empat sindikat selama sebulan sebelum diselamatkan. Dia bekerja sampai larut malam, dipukuli dan disetrum jika dia tidak bisa menipu setidaknya satu orang setiap minggu.  Mereka yang ingin bebas harus membayar 50 ribu ringgit Malaysia.

Seorang pejabat PBB mengatakan, para korban perdagangan manusia ini mengalami neraka hidup. Mereka kerap disiksa bahkan hingga menimbulkan kematian. Korban biasanya berasal dari Cina, Hong Kong, Thailand dan Vietnam. Beberapa korban terjebak di Kamboja dan Myanmar. Berikut adalah cara agar tidak mudah tergiur online job scams dengan iming-iming gaji besar?

Apa saja jenis penipuan pekerjaan atau job scams yang umum?

Dalam sebagian besar kasus para korban menemukan iklan di internet, atau menerima pesan dari Telegram atau Whatsapp dari nomor tak dikenal. Mereka menawarkan pekerjaan paruh waktu dengan gaji tinggi yang dapat dilakukan dari rumah.

Dalam satu kasus, para penipu mengharuskan korban melakukan pembelian di muka untuk membantu pedagang e-niaga dan mendapatkan komisi dalam prosesnya. Penipu akan meminta korban untuk memberikan tangkapan layar atau screenshot barang di keranjang belanja mereka. Kemudian menginstruksikan mereka untuk melakukan pembayaran barang tersebut ke rekening bank tertentu.

Penipu awalnya akan mengembalikan biaya barang dan komisi kepada korban. Tetapi, kemudian akan mengeklaim telah mengalami masalah dengan pengembalian dana dan berhenti membayar korban.

Dalam kasus lain, korban yang menghubungi nomor yang tertera di iklan lowongan kerja akan diperintahkan untuk menyelesaikan tugas secara online, seperti menyukai unggahan di media sosial, atau mengulas hotel dan restoran di situs website untuk mendapatkan komisi.

Mirip dengan skema Ponzi, korban akan diminta untuk membeli keanggotaan dengan harga mahal sebelum mengambil bagian dalam tugas pekerjaan yang menguntungkan. Mereka sering melakukannya sampai biaya keanggotaan yang melonjak memaksa mereka untuk berhenti. Banyak yang menyadari bahwa mereka telah ditipu, ketika diberi tahu bahwa mereka bisa mendapatkan kembali uang mereka setelah menyelesaikan semua tugas.

Di mana scammers ini berada?

Pada Oktober tahun lalu, dua sindikat penipuan pekerjaan yang berbasis di Johor dan Kuala Lumpur ditangkap dalam operasi bersama oleh Kepolisian Singapura dan Kepolisian Kerajaan Malaysia. Pihak berwenang menggerebek sebuah apartemen di Johor dan di Kuala Lumpur. Mereka menangkap 10 warga Malaysia berusia antara 21 tahun dan 32 tahun.

Investigasi awal mengungkapkan bahwa kelompok tersebut telah menargetkan korban di Singapura dan Malaysia. Sindikat tersebut diyakini telah menargetkan lebih dari 390 korban yang dilaporkan di Singapura dan menipu mereka sebesar 5 juta dolar Singapura.

Bagaimana cara menghindari penipuan?

Polisi mengimbau para pencari kerja untuk mewaspadai iklan di internet yang menjanjikan kenyamanan bekerja dari rumah, dan dibayar dengan gaji tinggi untuk tanggung jawab pekerjaan yang relatif sederhana. Bisnis yang legal tidak akan meminta pencari kerja melakukan pembayaran di muka untuk mendapatkan tawaran pekerjaan, dan mendapatkan komisi atau menggunakan rekening bank mereka sendiri untuk menerima uang atas nama bisnis.

"Tindakan ini adalah tipu muslihat umum yang digunakan oleh penipu untuk memikat individu agar berpartisipasi dalam skema atau penipuan mereka," ujar pernyataan polisi.

Jika Anda menerima tawaran pekerjaan yang tidak diminta, selalu verifikasi keaslian tawaran tersebut dengan perusahaan perekrutan melalui saluran resmi mereka. Anda dapat memeriksa informasi tersebut dengan bagian perekrutan di situs web perusahaan atau dengan mengirim email ke departemen sumber daya manusia. Situs web anti-scam juga mengimbau masyarakat untuk tidak menanggapi tawaran pekerjaan yang meragukan, atau mengunduh aplikasi yang tidak diverifikasi dari sumber yang tidak dikenal untuk melamar pekerjaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement