REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren dedolarisasi atau mengurangi ketergantungan terhadap dolar terus meluas di seluruh dunia. Dua negara paling vokal adalah China dan Rusia yang mengurangi cadangan dolarnya hingga lebih dari 50 persen.
Tidak hanya dua negara ekonomi besar ini, dedolarisasi meluas hingga negara-negara berkembang. Langkah tersebut semula dilakukan dalam ranah regional hingga akhirnya meluas. Berikut sejumlah fakta terkait tren dedolarisasi yang dirangkum Republika:
1. Alasan utama dedolarisasi
Penasihat senior dari Quincy Institute, Eli Clifton mengungkapkan dedolarisasi akan menjadi tren yang sudah tak terbendung lagi. Upaya meninggalkan dolar AS dalam transaksi perdagangan itu mulai dilakukan oleh sejumlah negara.