Jumat 02 Jun 2023 17:18 WIB

Satu Anak Difabel Meninggal Dunia Akibat Kebakaran di Jaktim

Kebakaran yang terjadi di Jatinegara, Cakung, Jaktim menewaskan seorang anak difabel.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah petugas pemadam kebakaran memadamkan api di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Kebakaran yang terjadi di Jatinegara, Cakung menewaskan 1 anak.
Foto: ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah petugas pemadam kebakaran memadamkan api di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Kebakaran yang terjadi di Jatinegara, Cakung menewaskan 1 anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden kebakaran memakan korban terjadi di kawasan belakang Pasar Pulo Jahe, Jalan Swadaya 4 RT 5 RW 5, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Satu orang bocah difabel dikabarkan meninggal dunia akibat peristiwa kebakaran tersebut.

Kepala Seksi Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan, kejadian itu terjadi pada Jumat (2/6/2023) sekira pukul 04.28 WIB. Setidaknya delapan rumah dilalap si jago merah.

Baca Juga

"Objek terbakar delapan rumah, luas area terbakar kurang lebih 250 meter persegi. Kerugian kurang lebih 700 juta. Sebab kebakaran adalah kebocoran tabung gas," ujar Gatot, Jumat (2/6/2023).

Dia menjelaskan, kronologi kebakaran tersebut berasal dari tabung gas yang bocor dari salah satu rumah kontrakan milik warga bernama Dania. Lalu terlihat api yang membesar dari bagian kamar dan api merambat ke rumah lainnya. Akibatnya, seorang anak turut terbakar.

"Terdapat korban satu jiwa, atas nama Tasya (10 tahun) diketahui bahwa anak tersebut difabel dan ditinggal oleh ibunya (Ibu Dania) di dalam kamar. Ibu Dania sedang tidak berada di rumah," kata dia.

Sementara itu, Gatot mengatakan ada sebanyak 12 kepala keluarga (KK) dengan 42 jiwa yang terselamatkan dalam insiden kebakaran tersebut. Dalam penindakannya, ada sebanyak 12 unit pompa dikerahkan bersama dengan 60 personel pemadam kebakaran. Api berhasil dipadamkan pada sekira pukul 06.00 WIB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement