Ahad 04 Jun 2023 04:17 WIB

Doa Saat Melihat Penampakan Makhluk Halus dalam Perjalanan

Saat dalam perjalanan, segala hal mungkin terjadi, termasuk munculnya penampakan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Kemacetan lalu lintas di jalan utama Bandung menuju Lembang, Jalan Stiabudi, Kota Bandung, Jumat (2/5/2023).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kemacetan lalu lintas di jalan utama Bandung menuju Lembang, Jalan Stiabudi, Kota Bandung, Jumat (2/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Nawawi dalam Al Adzkaar memasukkan bab tentang doa musafir ketika mendapat gangguan penampakan makhlus halus.

Setiap akhir pekan, kini banyak kalangan masyarakat yang melakukan perjalanan menuju tempat wisata ataupun ke rumah sanak saudara untuk bersilaturahim.

Baca Juga

Saat berada dalam perjalanan, tentu segala hal mungkin terjadi, termasuk munculnya penampakan makhlus halus. Terhadap hal ini, ada riwayat yang berisi tuntunan dalam menghadapi gangguan tersebut.

Imam Nawawi menukil sebuah riwayat dalam kitab Ibnu Sinni dari Jabir RA. Dalam riwayat ini, Nabi Muhammad SAW bersabda:

اِذَا تَغَوَّلَتْ لَكُم الغِيلَانُ فَنَادُوْا بِالْاَذَانِ

"Jika makhlus halus mengganggu kalian, serukanlah adzan."

Imam Nawawi menjelaskan, apa yang dimaksud dari hadits itu ialah menolak kejahatan dengan adzan. Karena sebenarnya setan jika mendengar suara adzan akan lari terbirit-birit.

Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad kitab Al-Musnad. Hadits tersebut merupakan bagian dari hadits panjang yang diriwayatkan melalui Al-Hasan Al-Bashri, dari Jabir. Menurut kebanyakan ulama, Hasan belum pernah mendengarnya dari Jabir.

Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Al-Bazzar melalui riwayat Al-Hassan, dari Sa'd, namun belum pernah diketahui bahwa Al-Hasan pernah mendengarnya dari Sa'd.

Meski demikian, Imam Nawawi sebagaimana pada awal bab kitab Al Adzkaar menjelaskan, ulama hadits, fiqih, dan ulama lain menyampaikan bahwa dibolehkan mengamalkan hadits dhaif untuk keutamaan beramal atau hal yang mengandung anjuran dan peringatan, selama hadits tidak berpredikat maudhu (hadits yang kedhaifannya parah).

Seorang Muslim juga dianjurkan untuk membaca Surat Al Ikhlas selama ada dalam perjalanan. Ini sebagaimana dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Ibnu Sinni dan Imam Baihaqi dari jalur Abu Umamah Al Bahili.

Dalam riwayat itu, diceritakan Malaikat Jibril AS mendatangi Nabi Muhammad SAW ketika beliau SAW ada di Tabuk. Lalu Jibril berkata, "Wahai Muhammad, saksikanlah jenazah Muawiyah bin Muawiyah Al-Muzanil."

Kemudian Nabi SAW keluar dan Malaikat Jibril AS turun bersama 70 ribu malaikat lain. Kemudian Jibril meletakkan sayap kanannya di atas bukit-bukit, maka merendahlah semua bukit-bukit. Dan ia meletakkan sayap kirinya di atas dataran. Maka merendahlah semua dataran, hingga Nabi SAW bisa melihat ke Makkah dan Madinah.

Setelah itu, Nabi Muhammad dan Jibril mensholatkan Muawiyah bin Muawiyah Al-Muzanil. Setelah selesai melaksanakan shalat jenazah, Nabi SAW bertanya, "Wahai Jibril, apakah gerangan yang mengantarkan Muawiyah hingga sampai kepada kedudukan ini?"

Jibril menjawab, "Karena bacaan Surat Qul Huwallaahu 'Ahad (Surat Al Ikhlas), baik dalam keadaan berdiri, berkendara, dan berjalan kaki."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement