Sabtu 03 Jun 2023 13:34 WIB

Cerita Gilang Dirga Harus Diet Demi Film

Film drama komedi Star Syndrome akan tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Juni 2023.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Mahakarya Pictures merilis film drama komedi, Star Syndrome yang tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Juni 2023 mendatang.
Foto: Dok Mahakarya Pictures
Mahakarya Pictures merilis film drama komedi, Star Syndrome yang tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Juni 2023 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Mahakarya Pictures merilis film drama komedi, Star Syndrome yang tayang di bioskop Indonesia mulai 8 Juni 2023 mendatang. Disutradarai oleh komika Soleh Solihun, Star Syndrome dibintangi Gilang Dirga, Kezia Aletheia, Tanta Ginting, Tissa Biani, Tora Sudiro, Maisha Kanna, Aryo Wahab, dan Sinta Nursanti.

Produksi kelima Mahakarya ini membutuhkan waktu 18 bulan penggarapan, mulai persiapan hingga selesai proses editing. Butuh persiapan luar biasa bagi Gilang untuk berakting di film ini, terutama terkait berat badannya. Ada adegan yang mengharuskan Gilang menaikkan berat badannya hanya dalam kurun waktu satu bulan.

Baca Juga

Namun, kemudian ia harus kembali menurunkan berat badan hingga 20 kg demi satu adegan khusus dalam film ini. Syuting bahkan harus berhenti selama satu bulan demi menunggu proses Gilang diet.

Film bergenre drama komedi ini bercerita tentang perjuangan seorang vokalis yang pernah terkenal untuk kembali ke masa kejayaannya. Yang tak disadari, ternyata dunia musik kini sudah jauh berbeda dari saat ia eksis dulu.

"Ini film untuk mengingatkan gue dan kita semua. Kalau sudah di atas jangan lupa sama siapa yang dulu bareng kita pas berjuang," ujar Gilang Dirga dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (3/6/2023).

Gilang mengungkap, film terbaru yang dibintangi bercerita tentang kisah seorang musisi besar yang lupa diri dan sombong. Hal tersebut sangat berkaitan dengan kehidupannya.

"Iyaa ini sangat relate dengan kehidupan gue yang sekarang. Gue dulu pernah ngalamin star syndrome, dan ya seperti yang ada di film ini," ungkap Gilang Dirga.

"Setiap orang punya perjalanan karier berbeda. Setiap orang punya titik puncak dan turunan. Sekarang bagaimana menghadapi turunan di profesi tersebut, ya ada di film ini," jelas Soleh Solihun menimpali.

"Film ini mengingatkan kita bahwa zaman selalu berubah dan kita harus beradaptasi. Cara "baru" akan menjadi "lama" dalam waktu lebih cepat dari yang kita bayangkan. Semoga menginspirasi dan menghibur," timpal Dendi, sang produser.

Sementara itu, karena berlatar belakang dunia musik, maka 80 persen bintang dalam Star Syndrome pun punya latar belakang musik.

Mahakarya Pictures dan Soleh Solihun tidak mau setengah-setengah dalam memproduksi adegan-adegan manggung di film ini. Semua adegan musik diambil secara langsung di lokasi syuting saat para pemain beradegan. Sampai Gilang Dirga pun mengambil kursus gitar karena harus bermain live di film ini.

Star Syndrome mengusung kolaborasi lintas generasi di area soundtrack. Denny Chasmala sang penulis lagu Berharap Tak Berpisah, menggubah lagu berjudul Simpang Siur yang dinyanyikan oleh Jay and The Others (Gilang Dirga, Randy Nidji, Thomas GIGI, Hendy GIGI, serta Denny Chasmala).

Soleh Solihun berharap cerita Star Syndrome bisa relate dengan semua kalangan, tak hanya musisi."Mudah-mudahan Star Syndrome jadi tontonan menghibur, terinspirasi juga dan memberi manfaat buat 113 menit di Star Syndrome," ujar Soleh Solihun.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement