Sabtu 03 Jun 2023 18:56 WIB

Kisah Emirates Obati Kangen Mendarat di Bali

Emirates pertama kali mendarat di Bali pada 2015 dan terhenti karena pandemi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Warga menyaksikan pendaratan pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warga menyaksikan pendaratan pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maskapai penerbangan Emirates berasal dari Uni Emirat Arab memiliki sejarah panjang dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) Faik Fahmi menuturkan Emirates merupakan salah satu maskapai punggung peningkatan trafik rute internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.

“Sejak Emirates beroperasi pertama kali pada 2015, jumlah pergerakan pesawat dan penumpang dari dan ke Bali terus mengalami pertumbuhan secara konsisten," kata Faik dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (3/6/2023).

Baca Juga

Sebagai maskapai yang berbasis di Bandara Internasional Dubai yang merupakan bandara megahub internasional, Faik menuturkan Emirates mengangkut penumpang dengan ragam demografi dari berbagai negara di dunia. Dia mengatakan, Emirates memiliki peranan penting dalam menghubungkan wisatawan global menuju Bali.

Setelah mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, trafik Emirates di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali mengalami penurunan drastis akibat dampak pandemi global Covid-19. Seperti maskapai penerbangan internasional lain, Emirates efektif menghentikan operasionalnya di Bali pada April 2020.