REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia meminta Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah memanfaatkan energi panas bumi bagi pertumbuhan ekonomi.
"Pengelolaan energi panas bumi ini harus terealisasi, sebab itu akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku khususnya di Maluku Tengah untuk menjadi lebih baik," ujar Bahlil Lahadia melalui keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Maluku, Sabtu (3/6/2023).
Bahlil mengatakan untuk merealisasikan hal tersebut saat ini sedang dilakukan proses pengkajian oleh tim kerja panas bumi, Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP)-Badan Geologi Kementerian ESDM.
"Mudah-mudahan ini akan bisa terjadi agar bisa mendorong untuk meningkatkan perekonomian di Maluku khususnya Malteng," ucapnya saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Maluku Tengah.
Hal tersebut dilakukan lantaran kondisi APBD dan APBN yang terbatas.
"Tidak akan mungkin sebuah wilayah itu berkembang jika tidak ada investasi. APBD itu tidak terlalu besar, cuma 18 persen dari total pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional itu dari APBD atau APBN, selebihnya itu dari sektor swasta di dalamnya adalah Investasi," tuturnya.
Berdasarkan survei potensi panas bumi pada 2022 oleh Kementerian ESDM dan Dinas ESDM Pemprov Maluku, ditemukan potensi energi panas bumi yang besar di Maluku tengah tepatnya di Banda baru dan Kobisonta.
"Lokasinya di wilayah Maluku Tengah, tapi saya tidak tahu titik yang menonjol dimana. Nanti saya pulang akan cek sudah sejauh mana perkembangannya," ujarnya.
Di Indonesia sendiri sudah mulai memanfaatkan energi panas bumi secara langsung maupun panas bumi tidak langsung. Contoh dari pemanfaatan energi panas bumi secara langsung yaitu sebagai pemanasan kolam renang, pengeringan hasil pertanian, pembuatan gula aren, budidaya jamur, green house heating dan lain-lain.