Ahad 04 Jun 2023 04:57 WIB

Keliling Lokananta, Erick Terkenang Masa Lalu

Lokananta akan menjalankan lima pilar bisnis setelah direnovasi.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Lida Puspaningtyas
Erick Thohir meresmikan Lokananta yang disaksikan oleh seniman dan musisi Indonesia di Solo, Sabtu (3/6/2023).
Foto: Republika/Alfian
Erick Thohir meresmikan Lokananta yang disaksikan oleh seniman dan musisi Indonesia di Solo, Sabtu (3/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri BUMN Erick Thohir mengaku bergetar hatinya saat berkeliling Lokananta. Hal tersebut disampaikannya usai meresmikan dan berkeliling Lokananta dengan wajah yang baru.

"Saya tadi ketika muter ada bergetar sedikit rupanya ada koneksi. Di sini tahun 1962 rekaman lagu Asian Games kan, begini-begini saya bekas ketua ASEAN Games juga," kata Erick, Sabtu (3/6/2023).

Baca Juga

Erick pernah menjadi ketua Panitia Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Erick bercerita bahwa getaran tersebut juga karena ada kesamaan antara dirinya dan pendiri Lokananta R Maladi yang juga merupakan ketua PSSI waktu itu.

"Ada koneksi lain disampaikan rupanya Pak Maladi Ketua PSSI tahun 1959. Ya kebetulan juga saya hadir ada hubungan dengan PSSI juga," ungkapnya sembari tertawa. 

Raden Maladi juga pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 1950-1959. Kendati demikian, meski Lokananta hadir dengan wajah yang lebih indah, ia berpesan agar studio tersebut sebagai industri dapat terus berkembang seiring dengan zaman.

"Kita tidak hanya membangun tapi memastikan ini akan berkelanjutan seperti yang kita sudah lakukan di Jakarta Sarinah yang sampai hari ini sangat-sangat populer dan ini juga aset BUMN yang bersejarah dan sempat terbengkalai," katanya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN melalui PT Danareksa (Persero)-PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dengan dukungan dari Pemerintah Kota Solo menghidupkan kembali aset milik Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) itu dengan merevitalisasi dan melakukan optimalisasi aset Lokananta.

"Hal-hal ini yang saya rasa kenapa ini sesuatu yang bersejarah yang harus kita jaga karena tidak mungkin bangsa besar kita mau maju tapi tidak punya fundamental budaya kita tidak akan kemana-kemana, malah akan terpuruk," katanya menambahkan. 

Setelah direvitalisasi, Lokananta akan menjadi sentra kreativitas dan komersial bagi para musisi, seniman dan UMKM sehingga dapat memberikan dampak sosial, kemajuan ekonomi dan pelestarian budaya Indonesia.

Lokananta juga memiliki masa depan yang berkelanjutan dengan berfokus pada lima pilar bisnis. Yaitu, museum/galeri, studio rekaman, arena pertunjukan musik dan seni, area kuliner, dan galeri UMKM.

Untuk menjalankan lima pilar bisnis Lokananta, Danareksa-PPA juga berkolaborasi dengan M Bloc Group sebagai operator. Lokananta nantinya juga bakal menerapkan pola placemaking seperti di M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Lokananta merupakan perusahaan rekaman pertama di Indonesia yang didirikan oleh Raden Maladi pada 1956. Sebagai studio rekaman pertama dan sampai saat ini masih menjadi yang terbesar di Indonesia, Lokananta telah mengorbitkan banyak legenda, di antaranya Gesang, Waldjinah, Buby Chen, Titiek Puspa, Bing Slamet, Sam Saimun, hingga Ki Narto Sabdo.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement