Ahad 04 Jun 2023 06:55 WIB

Pedagang Keluhkan Alami Kerugian Dampak Pembangunan Jembatan Otista Bogor

Seorang pedagang mengaku mengalami penurunan pendapatan sebesar 70 persen.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus raharjo
Progres pembongkaran Jembatan Otista Kota Bogor pada pekan kelima, Jumat (19/5/2023). Pembongkaran ditunda sementara lantaran ditemukan bangunan diduga cagar budaya di jembatan tersebut.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Progres pembongkaran Jembatan Otista Kota Bogor pada pekan kelima, Jumat (19/5/2023). Pembongkaran ditunda sementara lantaran ditemukan bangunan diduga cagar budaya di jembatan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengundang para pemilik usaha di sekitar Jembatan Otista yang melaporkan mengalami kerugian selama perbaikan jembatan tersebut. Bima Arya pun menerima sejumlah masukan dari para pedagang.

“Datanya memang semua drop (menurun). Mereka (pedagang) banyak memberikan saran seperti pengaturan lalu lintas, penempatan petugas, evaluasi rekayasa lalu lintas,” kata Bima Arya, Sabtu (3/6/2023).

Baca Juga

Bima Arya menyebutkan, hal yang banyak dikeluhkan pedagang ialah para pengendara sepeda motor berputar sembarangan. Dimana seharusnya baik pengendara roda empat maupun roda dua hanya bisa berputar hingga batas pengerjaan perbaikan Jembatan Otista.

Dia pun mengatakan deretan ruko milik para pengusaha, terutama kuliner tidak didatangi oleh konsumen. Menurut dia, para petugas juga harus berjaga agar memastikan para pengendara kendaraan tidak melakukan pelanggaran.

Di samping itu, sambung Bima Arya, ia pun menerima beberapa usulan soal pajak. Salah satunya ialah keringanan pajak selama pembangunan Jembatan Otista dilakukan, dengan kondisi keuangan para pengusaha yang tengah menurun.

“Saya tidak keberatan untuk meringankan beban pajak warga selama masih ada dalam kewenangan saya, ini akan dikaji cepat,” ujarnya.

Ke depan, kata dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan terus berkomunikasi secara intensif dengan para pedagang. Serta akan melakukan pertemuan kembali, agar dampak yang dirasakan oleh masyarakat bisa kembali didiskusikan.

Salah seorang pengusaha kuliner di sekitar Jembatan Otista, Iqbal, mengaku mengalami penurunan pendapatan sebesar 70 persen. Padahal sebelum penutupan Jembatan Otista dilakukan, restoran bebek miliknya selalu ramai pelanggan.

“Kondisi ini sangat memprihatinkan bagi kami pelaku usaha di deretan Jembatan Otista, apalagi yang terdekat dengan jembatan sehingga sangat terasa dampaknya,” katanya.

Menurut Iqbal, hal itu terjadi lantaran tidak semua warga memahami akses lalu lintas yang tengah dilakukan rekayasa hingga Desember mendatang. Ditambah kemacetan yang kerap hadir tidak bisa diprediksi.

Ia mengatakan, beberapa pelaku usaha telah menyampaikan laporan penurunan penjualannya ke Balai Kota Bogor. Iqbal sendiri pun telah meminta dilakukan opsi dua arah terhadap sistem satu arah (SSA).

“Penjualan naik meskipun hanya 2 persen secara menyeluruh masih turun 50 persen. Tiga pekan setelahnya flat (datar), ini saja baru keliatan agak lumayan. Biasanya hanya satu dua meja saja, padahal biasanya selalu penuh,” kata Iqbal.

Dia pun mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bogor untuk meminta solusi terkait kerugian yang dirasakannya. Namun ia menyayangkan pihak Bapenda menjawab tidak bisa membantu apapun.

“Akhirnya, saya bikin video sebagai bentuk kekecewaan terhadap Pemkot Bogor yang angkat tangan pada proyek yang mereka lakukan,” ujarnya.

Diketahui, seiring dengan pembongkaran dan pembangunan Jembatan Otista, akses Jalan Otista, Kota Bogor ditutup sehingga tidak bisa lagi dilintasi oleh semua jenis kendaraan maupun pejalan kaki hingga Desember 2023. Setelah akses jalan penghubung Tugu Kujang dan Suryakencana itu ditutup, selanjutnya pengguna jalan dialihkan dengan mengikuti rekayasa lalu lintas yang sudah diskenariokan dan disosialisasikan kepada masyarakat.

Penutupan Jalan Otista dilakukan dengan aktivasi traffic light atau lampu pengatur lalu lintas di simpang Tugu Kujang pada Senin (1/5/2023) malam. Sehingga kendaraan yang semula dari arah Terminal Baranangsiang masuk ke Jalan Otista, saat ini diluruskan menuju Jalan Pajajaran arah Jambu Dua menjadi dua arah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement