REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Tak pernah merasa terbebani apalagi mengeluh, itulah yang rasakan Sri Rohmatiah, 46 tahun, jamaah haji kloter 15 Surabaya. Sri menemani suaminya yang bernama Agus Yusuf, 56 tahun, yang merupakan penyandang disabilitas.
Bagi Sri ada banyak kemudahan didapat selama ia mendampingi suaminya selama berada di Tanah Suci. Meski beda kamar, kemudahan-kemudahan tetap didapatkannya. "Alhamdulillah," kata dia penuh syukur.
Ia mengaku terbantu karena hotelnya ramah lansia, ada lift sampai lantai dasar, petugas haji juga sigap membantu, dan sesama jamaah pun saling peduli. Banyak yang ingin mendorong kursi roda suaminya.
"Jadi kalau mereka yang mendorong, terus saya dapat apa," katanya tersenyum.
Sri Rohmatiah mengaku dengan senang hati menyiapkan makan, memandikan, sampai memakaikan baju suami, apalagi semuanya dilakukan di Tanah Suci.
Di rumah, ungkap dia, segala kebutuhan suami dibuat sedemikian rupa agar mudah terjangkau sehingga suaminya dapat menjangkau dengan mudah.
"Pada dasarnya suami mandiri, namun, karena di Tanah Suci tentu akan berbeda di rumah. Jadi, ya capek itu manusiawi, tetapi saya buat senang karena semuanya diniatkan ibadah. Apalagi janji Allah, semuanya ada pahalanya" katanya.
Sri Rohmatiah mengatakan suaminya belum termasuk lanjut usia (lansia), hanya karena keterbatasan fisik. Suaminya memang membutuhkan perhatian dan bantuan dari dirinya, namun semua pihak memahami hal tersebut."Saat saya harus ke kamar suami untuk memandikan dan memakaikan baju, jamaah lain mempersilakan. Meskipun kamar kami berbeda tiga lantai, itu juga tidak masalah," kata Sri Rohmatiah.