REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Selama berada di Madinah, jamaah haji Indonesia disediakan makan tiga kali dalam sehari dengan cita rasa khas Indonesia. Masakan mereka disiapkan oleh 21 perusahaan atau dapur katering.
“Alhamdulillah, selama empat hari operasional haji gelombang pertama di Madinah, semuanya berjalan lancar, tidak ada komplain dan pendistribusiannya tepat waktu. Yang jelas, cita rasa Indonesia," kata Kepala Seksi Layanan Konsumsi Daker Madinah, Suviyanto dalam keterangan tertulis, Ahad (28/5/2023).
Menurut Suviyanto, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun ini menyiapkan 5,7 juta box makanan untuk jamaah haji Indonesia selama di Madinah. Untuk gelombang pertama, ada 2,6 juta box, dengan perhitungan 98.000 jamaah dikali 9 hari dikali 3 kali makan.
Sedangkan gelombang kedua, jumlah makanan yang disediakan mencapai 2,8 juta box karena jumlah jamaah mencapai 114.000 orang.
Jika ditotal, kebutuhan konsumsi jamaah haji di Madinah mencapai 5,7 juta box,
Ia menyebut untuk menjaga agar makanan yang disajikan bercita rasa Indonesia, bumbu yang digunakan dibawa langsung dari Indonesia. Misalnya, kayu manis, gula, garam, minyak, kecap, lada, serai, dan bumbu lainnya. Juru masak juga berasal dari Indonesia.
Menu makanan dengan cita rasa khas Indonesia ini diharapkan lebih mudah diterima oleh jemaah haji, termasuk jamaah lansia. Sebab, rasanya seperti masakan Indonesia dan mudah dikonsumsi.
“Kami sudah siapkan chef yang sangat baik untuk mencicipi masakan sebelum didistribusikan ke jemaah. Jadi, chef ini akan keliling dapur untuk merasakan bumbu dan rasa masakan sebelum didistribusikan,” ucap Suviyanto.
Tahun ini, lanjut dia, pihaknya akan berusaha memanjakan lidah jamaah haji Indonesia. Sebab menu yang dipilih merupakan makanan nusantara yang sudah akrab dengan lidah orang Indonesia.
Beberapa menu tersebut antara lain nasi kuning, nasi uduk, orek tempe, ayam woku, tumis jamur, dan lainnya. Untuk menjaga cita rasa dan kandungan gizi di dalamnya, di setiap dapur terdapat satu chef Indonesia.