REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kepresidenan Urusan Dua Masjid Suci mengumumkan rencana operasional musim haji tahun ini, Kamis (1/6/2023). Rencana ini diumumkan oleh Kepala Kepresidenan Dr Abdulrahman bin Abdulaziz Al-Sudais, di hadapan Menteri Haji dan Umrah Dr Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah.
Dalam paparannya, ia menyebut rencana ini fokus pada beberapa sumbu utama yang berkaitan dengan tujuan strategis kepresidenan Haji 1444 H, berdasarkan Saudi Vision 2030.
"Rencana operasional musim haji tahun ini merupakan yang terbesar dalam sejarah kepresidenan, setelah berakhirnya pandemi corona dan pengumuman kembalinya jumlah jamaah haji menjadi jutaan, sesuai dengan sistem layanan terintegrasi yang disiapkan oleh kepemimpinan yang bijak," ujar dia dikutip di Saudi Gazette, Jumat (2/6/2023).
Al-Sudais juga menambahkan, rencana tersebut merupakan perpanjangan dari keberhasilan luar biasa dan pencapaian jangka panjang yang ditetapkan oleh arahan pemerintah yang dipimpin oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan Putra Mahkota, yang secara tanggap mengikuti semua layanan yang diberikan kepada para peziarah.
Dalam pekerjaan sukarela dan kemanusiaan, Al-Sudais menyatakan Kepresidenan memberikan lebih dari 8.000 kesempatan menjadi sukarelawan di dua Masjid Suci di sepuluh bidang. Tidak hanya itu, pihaknya juga menyediakan lebih dari 200.000 jam kerja sukarela selama musim haji.
Untuk meningkatkan peran kedua Masjid Suci tersebut, kepresidenan telah menyediakan layanan penerjemahan, panduan tata ruang, serta informasi untuk tiap jamaah dalam 51 bahasa internasional di 49 stasiun.
Menteri Haji dan Umrah Dr. Tawfiq Al-Rabiah turut berbicara saat peluncuran rencana operasional tentang integrasi dan koordinasi antara Kementerian Haji dan Presidensi Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjidil Haram dalam melayani jamaah.
Ia juga menekankan terkait kembalinya jumlah jamaah haji yang mencapai jutaan, serta memberikan pelayanan yang terbaik agar jamaah dapat menjalankan ibadahnya dengan nyaman dan tentram.