Ahad 04 Jun 2023 10:48 WIB

Waisak Jadi Momentum Penataan Ulang Candi Borobudur

Kunjungan ke Candi Borobudur terus mengalami perbaikan usai pandemi covid-19.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Erdy Nasrul
Para biksu tengah menjalani prosesi ibadah di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023).
Foto: Dok. InJourney
Para biksu tengah menjalani prosesi ibadah di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney dan anak usahanya, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), terus melakukan penataan ulang konsep Candi Borobudur agar menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan dengan mengedepankan nilai spiritual dan budaya. Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney, Maya Watono, mengatakan wisatawan nusantara (wisnus) saat ini masih mendominasi total pengunjung di Candi Borobudur. 

Maya menilai perayaan Waisak 2023 menjadi momentum bagi TWC untuk menata ulang positioning destinasi Candi Borobudur. Maya menyampaikan Candi Borobudur memiliki potensi besar dalam menjadi destinasi yang wisata yang mengedepankan nilai-nilai spiritual, edukasi, budaya, serta mempunyai pasar besar dari wisatawan dari Asia Tenggara.  

Baca Juga

"Hal-hal itu yang harus kita tata ulang. Event ini momentum katalis dari penataan ulang fungsi dari Candi Borobudur sebagai heritage tourism, spiritual, edukasi, dan konservasi," ujar Maya di Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023).

Maya menyampaikan InJourney selaku induk holding BUMN pariwisata dan pendukung juga akan meningkatkan konektivitas antar anak usaha seperti TWC dengan BUMN lain seperti Angkasa Pura I dan II, ITDC, Sarinah, dan Hotel Indonesia Natour (HIN). Maya menyampaikan anggota InJourney akan saling berkolaborasi dalam memperkuat ekosistem yang saling mendukung satu sama lain. 

"Kami punya bandara, destinasi, ada Sarinah untuk retail, nah ekosistem itu yang kita bentuk," kata Maya.

Direktur Pemasaran, Pelayanan, dan Pengembangan Usaha PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), Hetty Herawati mengatakan pertumbuhan kunjungan ke Candi Borobudur terus mengalami perbaikan usai pandemi covid-19. Hetty menyampaikan tingkat kunjungan di Candi Borobudur telah mencapai sekitar 60-80 persen dari masa sebelum pandemi.

"Walaupun belum sepenuhnya recovery dari sebelum pandemi, kita tidak mengejar jumlah wisatawan, saat ini kita fokus pada kualitas, membangun story telling, salah satunya dengan Waisak sehingga soul dari Candi Borobudur menginspirasi orang untuk datang," kata Hetty.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement