Ahad 04 Jun 2023 13:32 WIB

Masjid di Jerman Dapat Surat Ancaman dari Kelompok Neo-Nazi

Polisi selidiki surat ancaman untuk masjid di Jerman

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
Masjid di jerman  (ilustrasi). Polisi selidiki surat ancaman untuk masjid di Jerman
Foto: dw.com
Masjid di jerman (ilustrasi). Polisi selidiki surat ancaman untuk masjid di Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN –  Sebuah masjid di kota Duisburg, Jerman tengah, menerima surat bernada rasis dan ancaman, menurut seorang pejabat agama Islam setempat. Masjid Duisburg, yang berada di bawah komunitas Muslim Turki Jerman (DITIB), menerima surat ancaman tersebut, dengan menyertakan gambar swastika dan kata "NSU 2.0."

Kepala Asosiasi Masjid Pusat DITIB, Yusuf Aydin, mengatakan pada Sabtu (3/6/2023), kelompok Neo-Nazi ini telah menyampaikan surat rasis ke komunitas Muslim di Jerman. Surat dari kelompok tersebut, kata dia, telah diserahkan kepada polisi dan pihaknya sudah mengajukan pengaduan pidana.

Baca Juga

Kelompok NSU 2.0 ini, merujuk pada kelompok neo-Nazi yang bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan. "Kami sangat sedih. Kami menuntut agar pelaku atau para pelaku ditangkap dan diadili sesegera mungkin," kata Aydin.

Masjid di Jerman, telah menerima banyak surat ancaman dan penghinaan, tambahnya. Bahkan bendera Turki dirusak di sebuah masjid di Bremen.

Secara terpisah, Kantor Berita DITIB mengatakan bahwa seorang pendukung organisasi teroris PKK telah merusak bendera Turki yang tergantung di dinding Masjid Selimiye di Bremen, sebelum pelaku melarikan diri dari tempat kejadian.

Kepala Asosiasi Masjid Selimiye Bremen, Hidayet Tekin mengatakan bahwa mereka menggantungkan bendera Turki, Jerman, dan DITIB di dinding masjid untuk acara bazar akhir pekan. "Kami melihat dari kamera bahwa penyerang, yang merupakan pendukung organisasi teroris, hanya menargetkan bendera Turki," kata Tekin.

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

"Penyerang itu, yang menutupi wajahnya dengan kain yang melambangkan organisasi teroris, merobek bendera Turki dan melarikan diri. Kami segera memberi tahu polisi dan membagikan rekaman kamera. Polisi telah memulai penyelidikan," jelasnya.

Tekin menambahkan mereka kemudian menemukan bahwa rekaman serangan tersebut dibagikan oleh tersangka di media sosial, termasuk orang yang membakar dan menginjak-injak bendera Turki di area parkir. Ia juga menyatakan polisi telah secara aktif menyelidiki insiden tersebut dan berupaya memastikan keamanan masjid.

Dia juga mengatakan bahwa video tersebut telah dihapus dari media sosial. Dalam aksi teror selama lebih dari 35 tahun melawan Turki, PKK yang terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa, telah bertanggung jawab atas banyak kematian warga sipil. Setidaknya lebih dari 40 ribu orang, dikabarkan tewas dalam aksi teror kelompok ini, termasuk wanita, anak-anak, dan bayi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement