REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, menanggapi pemberitaan the Strait Times yang menyebut hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Megawati Soekarnoputri memburuk. Ia membantah hal tersebut dan menegaskan PDIP solid.
"Kita kompak, kita solid, bahkan makin solid. Saya baru 44 hari disampaikan Bu Mega, sehingga sekarang masih berproses dan makin solid-solidnya," ujar Ganjar di Basket Hall Senayan, Jakarta, Ahad (4/6/2023).
Hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di PDIP memburuk, demikian keterangan sumber the Strait Times dalam artikelnya yang dipublikasikan pada Kamis (1/6/2023). Dengan kurang dari setahun sebelum pemilihan umum pada 14 Februari 2023, hubungan antara Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader atau petugas partai telah memburuk.
Pemicunya adalah pemilihan pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres). Di tengah ketegangan pemilihan cawapres untuk capres Ganjar Pranowo, ternyata hubungan Megawati dan Jokowi tidak berjalan baik. Pemicunya adalah deklarasi Ganjar sebagai capres di Istana Batutulis, Kota Bogor pada 21 April 2023.
Menurut seorang politikus senior PDIP, Megawati disebut tidak melibatkan Jokowi sama sekali dalam pemilihan Ganjar. Bahkan, RI 1 dilaporkan sangat terkejut dengan deklarasi yang terasa mendadak pada 21 April 2023 atau sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Selain itu, Jokowi semakin kesal lantaran usulannya terkait cawapres diabaikan Megawati. Jokowi merekomendasikan dua pembantunya untuk menjadi pendamping Ganjar. Keduanya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.