Ahad 04 Jun 2023 20:19 WIB

BPPTKG: Gunung Merapi Alami 97 Kali Gempa Guguran

Periode pengamatan pada Sabtu (3/6) pukul 00.00-24.00 WIB.

Pengawas Gunung Api (PGA) Pos Babada mengamati layar seismograf di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pengawas Gunung Api (PGA) Pos Babada mengamati layar seismograf di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) merekam sebanyak 97 kali gempa guguran Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama periode pengamatan pada Sabtu (3/6) pukul 00.00-24.00 WIB.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat tiga kali gempa fase banyak serta satu kali gempa tektonik.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis-sedang dengan tinggi 10 meter sampai 20 meter di atas puncak Merapi.

Pada periode pengamatan itu, tercatat 22 kali guguran lava keluar dari gunung itu dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng. "Terdengar tiga kali suara guguran dengan intensitas sedang dari Pos Babadan," kata dia.

Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) terukur 3,4 cm per hari dalam tujuh hari terakhir.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi pada periode 19—25 Mei 2023, pada kubah barat daya Merapi, teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran lava.

Sementara itu, untuk kubah tengah tidak teramati perubahan morfologi yang signifikan. Dari hasil survei drone pada 17 Mei 2023, kata Agus, volume kubah barat daya Merapi terukur sebesar 2.372.800 meter kubik dan kubah tengah 2.337.300 meter kubik.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang ditetapkan sejak November 2020.

Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.

Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Jika terjadi erupsi eksplosif, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement