Senin 05 Jun 2023 08:38 WIB

PAN: Ganjar dan Prabowo Bisa Menang Kalau 'Rangkul' Erick Thohir 

Waketum PAN sebut Ganjar dan Prabowo bisa memenangi pemilu jika gandeng Erick Thohir.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri BUMN Erick Thohir. Waketum PAN sebut Ganjar dan Prabowo bisa memenangi pemilu jika gandeng Erick Thohir.
Foto: Republika/Alfian
Menteri BUMN Erick Thohir. Waketum PAN sebut Ganjar dan Prabowo bisa memenangi pemilu jika gandeng Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menyatakan, capres PDIP Ganjar Pranowo ataupun capres Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menang dalam gelaran Pilpres 2024 apabila berpasangan dengan Erick Thohir. Erick diyakini merupakan faktor penentu kemenangan karena Menteri BUMN itu punya elektabilitas tertinggi sebagai cawapres. 

"Kalau mau menang, Pak Prabowo atau Pak Ganjar mesti ambil Pak Erick Thohir (sebagai cawapres) untuk memenangkan kontestasi 2024," kata Yandri dalam acara rilis hasil survei Indikator Politik Indonesia secara daring, Ahad (4/6/2023). 

Baca Juga

"Faktor Erick Thohir insya Allah jadi faktor penentu siapa yang akan jadi pemenang di tahun 2024. Yang ngambil Erick Thohir insya Allah jadi pemenang di kontestasi 2024," kata Wakil Ketua MPR RI itu menambahkan. 

Yandri menjelaskan, pimpinan PAN sudah berkomunikasi dengan pimpinan PDIP pada Jumat (3/6/2023) untuk menyodorkan Erick Thohir sebagai cawapres pendamping Ganjar. Namun, belum ada kata sepakat dalam pertemuan itu. Kedua belah pihak berencana menggelar pertemuan lanjutan. 

Di sisi lain, lanjut dia, pimpinan PAN akan bertemu pimpinan Gerindra di kantor DPP PAN, Jakarta, pada hari ini, Senin (5/6/2024). Dalam pertemuan itu, tentu PAN akan menyodorkan Erick Thohir sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto. 

Yandri menegaskan, partainya hanya akan mendukung capres yang mau berpasangan dengan Erick. "Yang penting Erick-nya diambil. Kalau Prabowo ambil Erick, kita ke Prabowo. Kalau Ganjar ambil Erick, kita ke Ganjar. Gitu aja," ujarnya. 

Dia mengatakan, PAN bersikap demikian karena sudah berkomitmen mengusung Erick Thohir sebagai cawapres sejak tahun lalu. Pihaknya semakin yakin mengusung Erick seiring melonjaknya elektabilitas Ketua Umum PSSI itu. 

Dalam survei nasional yang digelar Indikator Politik Indonesia pada 26-30 Mei 2023, didapati elektabilitas Erick Thohir sebesar 5 persen dalam simulasi 18 nama capres. Erick menjadi capres dengan elektabilitas tertinggi keempat. Dia hanya kalah dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.

Elektabilitas Erick meningkat tajam menjadi 5 persen dalam kurun waktu sekira satu bulan. Sebab, survei Indikator Politik pada awal Mei mendapati elektabilitas Erick 2,4 persen. Artinya terjadi kenaikan dua kali lipat lebih. 

Survei terbaru Indikator Politik Indonesia turut menyoroti elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres. Hasilnya, sebesar 15,5 persen masyarakat akan memilih Erick. Dalam simulasi 18 nama itu, Elektabilitas Erick merupakan yang tertinggi. Padahal, dalam survei Indikator Politik Indonesia pada awal Mei, Erick berada di urutan ketiga. 

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, peningkatan elektabilitas Erick Thohir ini berkaitan erat dengan kepemimpinannya di PSSI yang dinilai memuaskan. Berkorelasi pula dengan penilaian publik bahwa Erick berperan besar di balik keberhasilan Timnas Sepak Bola Indonesia U-22 meraih medali emas SEA Games 2023 pada 16 Mei lalu. 

"Artinya, efek bola ini cukup menjelaskan mengapa elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres meningkat tajam. Tentu tidak semata-mata mata bola, (karena) beliau kan multitasking sebagai menteri BUMN, pernah menjadi Ketua Asian Games dan lain-lain. Tetapi dari data yang tersedia sekarang, penjelasannya ya bola," kata Burhanuddin. 

Survei nasional Indikator Politik Indonesia ini melibatkan 1.230 responden dari seluruh Indonesia. Responden dipilih dengan metode random digit dialing (RDD) atau pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dilakukan via telepon. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement