Senin 05 Jun 2023 12:44 WIB

Jens Stoltenberg Minta Turki Setop Tolak Swedia Jadi Anggota NATO

Keanggotaan Swedia tak hanya membuat negara itu aman, tapi juga perkuat NATO.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg
Foto: EPA-EFE/STEPHANIE LECOCQ
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg meminta Turki berhenti melakukan penentangan terhadap upaya Swedia bergabung dengan aliansi tersebut. Menurut Stoltenberg, Stockholm telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi komplain keamanan yang dilayangkan Ankara.

“Swedia telah mengambil langkah nyata yang signifikan untuk memenuhi keprihatinan Turki. Swedia telah memenuhi kewajibannya,” kata Stoltenberg kepada awak media usai melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, Ahad (4/6/2023), dilaporkan laman The Local Sweden.

Baca Juga

Stoltenberg menekankan, keanggotaan Swedia tidak hanya akan membuat negara tersebut aman, tapi juga memperkuat NATO, termasuk di dalamnya Turki. “Saya berharap menyelesaikan aksesi Swedia secepat mungkin,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, pejabat Turki, Swedia, dan Finlandia diagendakan bertemu pekan depan. Mereka akan mencoba menyelesaikan masalah yang telah menunda keanggotaan Swedia di NATO. Turki dan Hongaria adalah dua negara anggota NATO yang belum meratifikasi permohonan keanggotaan Swedia di NATO. Dibutuhkan persetujuan penuh dari seluruh anggota jika NATO hendak menerima anggota baru.

Sebelumnya, Turki dan Hongaria juga tak memberi “restu” pada permintaan keanggotaan Finlandia. Namun, kedua negara tersebut akhirnya mencairkan sikapnya terhadap Finlandia. Helsinki kemudian resmi menjadi anggota NATO pada April lalu.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan, negaranya telah memenuhi semua komitmen untuk bergabung dengan NATO. Dia mendesak Turki dan Hongaria segera memberi persetujuan agar Swedia dapat segera masuk ke aliansi pertahanan yang sudah berdiri sejak 1949 tersebut. 

Billstrom mengungkapkan, negaranya telah memberlakukan undang-undang teror baru sebagai langkah terakhir di bawah kesepakatan yang ditandatangani dengan Turki tahun lalu. Dia berharap akan ada kemajuan besar saat perwakilan Swedia dan Turki bertemu dalam beberapa pekan mendatang.

Keputusan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO dilatari oleh kekhawatiran atas keputusan Rusia menyerang Ukraina. Dari 30 anggota NATO, sebanyak 28 di antaranya segera menyetujui permohonan keanggotaan Helsinki dan Stockholm. Sementara dua negara lainnya, yakni Turki dan Hongaria, tak memberi “restu”.

Penolakan Turki atas masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO terkait dengan kebijakan kedua negara atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Ankara menuding Swedia dan Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris.

Namun, pada 23 Maret 2023 lalu, komite urusan luar negeri parlemen Turki akhirnya menyetujui rancangan undang-undang untuk menerima keanggotaan Finlandia di NATO. Hongaria pun memberi lampu hijau bagi Helsinki.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement