REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Kantor Bea Cukai Kemenkeu Banjarmasin terus melakukan asistensi ekspor terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan (Kalsel) agar bisa mengembangkan usahanya hingga merambah pasar internasional.
"Melalui program Customs Visit Customers kami jemput bola melakukan asistensi dan pendampingan kepada UMKM yang ada di seluruh penjuru Kalsel," kata Kepala Kantor Bea Cukai Kemenkeu Banjarmasin Edy Susetyo di Banjarmasin, Kalsel, Ahad (4/6/2023).
Menurut Edy, selama ini masih banyak UMKM tidak membuka keran ekspor karena kurang memahami prosedurnya, padahal mempunyai potensi.
Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan Customs Visit Customers dijadikan wadah bertanya dan diskusi pelaku UMKM mengenai aturan hingga tips dan trik bagaimana bisa sukses melakukan ekspor. "Masyarakat bisa juga datang langsung ke Kantor Bea Cukai Banjarmasin untuk konsultasi bagi yang ingin ekspor dan membutuhkan asistensi," ujarnya.
Edy memastikan prosedur ekspor sangatlah mudah sepanjang eksportir memahaminya dan aturan yang menjadi negara tujuan. Apalagi dengan besarnya pengaruh media sosial dalam kehidupan masyarakat dunia, maka pasar luar negeri kapan saja bisa diakses sehingga memudahkan untuk berkomunikasi dengan calon pembeli alias importir.
Mendorong UMKM untuk melakukan ekspor merupakan komitmen Bea Cukai menjalankan salah satu fungsinya sebagai industrial assistance. Apalagi, UMKM disebut sangat berperan dalam program pemulihan ekonomi nasional pascapandemi karena dengan melakukan ekspor, devisa negara meningkat dan ekonomi tumbuh.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) mencatat pada 2022, total UMKM mencapai 8,71 juta unit usaha dan sekitar 204 ribu UMKM, di antaranya tersebar di 13 kabupaten dan kota di Kalsel.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan berada di peringkat tujuh dari 34 provinsi dengan nilai ekspor terbesar sepanjang Januari hingga Desember 2022, yaitu 16.217,8 juta dolar atau 5,55 persen dari total ekspor nasional 291,98 miliar dolar AS.