REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) Febrina Intan menyebut, per Ahad (4/6/2023), ada pergerakan sekitar 30 ribu orang di kawasan tersebut. Sebanyak 18 ribu di antaranya datang untuk merayakan Waisak.
"Antusias masyarakat mungkin karena Thudong. The story of thudong yang berjalan 2.600 km itu membuat hype tentang Waisak itu semakin meningkat," kata Febrina.
Menurut Febrina, tradisi Thudong merupakan salah satu hal berbeda dalam perayaan Waisak kali ini. Ia pun berharap perjalanan para bhante atau biksu ini bisa terus dilakukan pada tahun-tahun ke depan.
"Saudara-saudara kami yang beragama Buddha dalam tiga tahun ke depan akan melakukan Thudong yang lebih besar lagi dan lebih jauh lagi dengan tujuan di Borobudur. Insya Allah kebiasaan baru perayaan Waisak dengan keberadaan thudong itu tetap bisa kita jalankan di tahun ke depan. Antusias masyarakat luar biasa selama mereka dalam perjalanan," kata dia.
Sambutan hangat masyarakat kepada para biksu Thudong hingga dukungan masyarakat untuk kelancaran perayaan Waisak, dia melanjutkan, juga menunjukkan toleransi tinggi dalam keberagaman Indonesia.
"Jadi, ini adalah simbol keberagaman di Indonesia di mana kita saling menghargai dan merayakan bersama kebahagiaan Waisak," ujar Febrina.
Febrina menyebutkan, perayaan Waisak pada 2023 di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, memberikan dampak ekonomi yang positif. Mulai dari peningkatan okupansi penginapan hingga menggerakkan UMKM.
Sebagai pengelola kawasan Candi Borobudur, Febrina mengatakan inklusivitas menjadi hal utama yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, setiap ada acara di kawasan yang dikelola TWC, pelaku usaha di sekitarnya juga akan mendapatkan manfaat.