Senin 05 Jun 2023 15:45 WIB

Jamaah Haji Diimbau Hindari Cuaca Panas

Jamaah haji harus banyak mengonsumsi air putih.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Erdy Nasrul
Jamaah haji antre menaiki lift di salah satu hotel kawasan Jarwal Makkah.
Foto: ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Jamaah haji antre menaiki lift di salah satu hotel kawasan Jarwal Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sebanyak 7.679 jamaah haji Indonesia dari 20 kloter dijadwalkan tiba di Bandara Amir Muhammad bin Abdil Aziz, Madinah, Senin (5/6/2023). Data Siskohat mencatat sudah 54.922 jamaah dari 145 kloter yang tiba di Madinah. Per hari ini pula sebanyak 6.535 jamaah dari 17 kloter akan mengambil Miqat di Bir Ali untuk kemudian dilanjutkan perjalanan menuju Makkah.

Berdasarkan situs prakiraan cuaca, pukul 8.30 WAS, cuaca di Madinah 31 derajat Celsius. Hingga siang hari, suhu meningkat menjadi 38 derajat Celsius dan diperkirakan naik hingga 41 derajat pada pukul 14.00 WAS. Angka kelembapan cenderung rendah sepanjang hari.

Baca Juga

Untuk itu, jamaah haji ketika beraktivitas di luar ruangan selalu membawa alat pelindung diri (APD), seperti payung, kacamata hitam, botol minum, dan topi. Hal tersebut dinilai penting untuk mewaspadai cuaca panas selama di tanah suci, baik di Madinah maupun Makkah.

“APD itu penting dibawa ketika jamaah keluar hotel menuju masjid ataupun ketika pulang dari masjid ke hotel. Hal ini mengingat suhu panas di Arab Saudi pada tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu,” kata Kasi Siskohat Daker Madinah, Ambary Julianto, Senin (5/6/2023).

“Jamaah harus tetap mewaspadai suhu udara di tanah suci karena paparan sinar matahari dapat membuat kulit terbakar dan tentu akan berdampak terhadap dehidrasi,” kata Anto, sapaan Ambary Julianto.

Jamaah ketika ke masjid untuk Arbain di Madinah diharapkan selalu membawa botol minum dan diisi air zamzam yang tersedia di dalam Masjid Nabawi. “Meskipun tidak haus, jamaah dianjurkan untuk minum. Begitu juga dengan semprotan air agar disemprotkan sesekali ke wajah,” ujarnya.

Berbeda dengan suhu udara di tanah air, Anto menambahkan, suhu udara di Arab Saudi memiliki kelembapan rendah. Dampaknya, bibit dan kulit mudah kering. “Nah, saat dibiarkan akan menimbulkan gatal-gatal dan bibir akan pecah-pecah,” katanya.

Oleh karena itu, Anto memberikan solusi agar jamaah untuk membawa lip balm atau pelembap bibir dan tabir surya yang mengandung zat penahan sinar ultraviolet. “Untuk jamaah lansia atau sakit, kami berharap untuk sholat di hotel saja. Tetapi, jika memiliki teman sekamar yang ikhlas mengantar dan membawa kembali silakan ke masjid,” ujar Anto. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement