Senin 05 Jun 2023 15:57 WIB

Mahfud Benarkan Minta Anies Tetap Jadi Capres, Ini Alasannya

Mahfud menginginkan Anies tetap mendapatkan tiket menjadi capres pada 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar, Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD. Mahfud menginginkan Anies Baswedan tetap bisa menjadi capres di Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD. Mahfud menginginkan Anies Baswedan tetap bisa menjadi capres di Pilpres 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membenarkan, ia telah meminta kepada Denny Indrayana terkait pencapresan Anies Rasyid Baswedan. Hal tersebut juga dimintanya kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu. 

"Saya minta, tolong Anies dijaga agar tetap mendapat tiket. Nanti yang dituduh kalau ndak dapat tiket pemerintah," ujar Mahfud di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/6/2023). 

Baca Juga

"Karena nuduhnya pemerintah terus mengganjal Anies. Saya pesan ke Denny tolong itu dijaga. Jangan sampai dari internalnya nanti yang gagal," katanya. 

Pesan tersebut juga disampaikannya ke Syaikhu, saat presiden PKS itu bersilaturahim ke kediamannya. Sebab, jika satu partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mencabut dukungan, Anies akan sulit untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

"Anies kalau nanti koalisinya tidak setuju, malah Aniesnya nanti tidak dapat tiket kalau partainya satu keluar," ujar Mahfud.

Sebelumnya, guru besar hukum tata negara, Denny Indrayana, menyampaikan kritik atas sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut cawe-cawe pada Pilpres 2024. Ia melihat, itu dilakukan dalam rangka mengamankan diri setelah lengser.

Denny merasa, target utama Jokowi sebisa mungkin cuma ada dua paslon pada 2024 yang keduanya merupakan 'all president's men'. Karena itu, calon yang diidentifikasi berseberangan sebisa mungkin dieliminasi sejak awal.

Mantan wamenkumham ini mengatakan, setidaknya ada 10 strategi yang dijalankan Jokowi. Salah satunya adalah pimpinan parpol yang tidak sejalan diintervensi. Ia menuturkan, ada satu pergantian ketua umum partai politik yang tidak melalui proses sesuai AD/ART dan setelah dikonfirmasi terkait pula Anies Baswedan.

"Ada satu partai yang saya tanya kepada kader utamanya kenapa pimpinan diganti, jawabannya cukup mengagetkan, pertama ada persoalan domestik yang kedua karena empat kali ketahuan bertemu Anies Baswedan," ujar Denny.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement