REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah badan kesehatan global seperti National Health Services di Inggris (NHS) telah melonggarkan penangguhan donor darah dari kelompok gay dan biseksual menjadi tiga bulan, dari awalnya 12 bulan dan bahkan dilarang sama sekali. Waktu penangguhan ini bertujuan untuk mengurangi risiko infeksi.
Dilansir laman NHS, Senin (5/6/2023), periode penundaan ini penting karena pada tingkat perilaku, melakukan hubungan seks anal dengan pasangan baru atau berganti-ganti pasangan dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena infeksi yang ditularkan melalui darah.
“Siapapun yang melakukan hubungan seks anal dengan pasangan baru atau berganti-ganti pasangan dalam tiga bulan terakhir harus menunggu selama 3 bulan sebelum donor darah. Kami akan menilai kelayakan dan memastikan tidak ada infeksi yang akan ditularkan,” demikian pernyataan NHS.
Selain periode penundaan, NHS juga akan mengajukan sejumlah pertanyaan terhadap kelompok gay dan biseksual yang hendak donor darah untuk menilai keamanan darah pendonor. Pertanyaan mencakup gaya hidup dan aktivitas seksual, riwayat perjalanan, penyakit dan kondisi medis, perihal tato atau tindik.
“Kuesioner kesehatan ini merupakan langkah pertama dari serangkaian pemeriksaan dan tes penting yang kami lakukan untuk membatasi kemungkinan infeksi yang menjangkiti pasien yang rentan,” jelas NHS.
Sementara itu, secara umum, kelompok gay dan transgender dilaporkan lebih banyak masalah kesehatan dibandingkan yang lain. Merujuk survei kesehatan di AS dengan hampir 69 ribu peserta, terungkap bahwa orang dewasa gay dan biseksual lebih cenderung melaporkan kesehatan fisik dan mental yang lebih buruk.
“Studi tersebut menunjukkan, kaum homoseksual mengonsumsi lebih banyak alkohol dan rokok, sebagai akibat dari tekanan yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari diskriminasi," demikian kata survei kesehatan yang diterbitkan di JAMA seperti dilansir Sky News. Survei mengatakan, homoseksual lebih mungkin melaporkan merokok atau minum berlebihan dibandingkan yang lain.