Senin 05 Jun 2023 19:19 WIB

Posisi Airlangga Diprediksi Menguat Jika Koalisi Perubahan Gagal Terbentuk

Airlangga bisa menghidupkan peluang tiket capres Anies jika Koalisi Perubahan gagal.

Red: Agus raharjo
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto (kanan) di Nasdem Tower, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ketum Partai Nasdem Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto (kanan) di Nasdem Tower, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana menilai posisi Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menguat jika Koalisi Perubahan gagal terbentuk. Sebab, Koalisi Perubahan masih berpotensi gagal jika Mahkamah Agung (MA) memenangkan gugatan peninjauan kembali (PK) yang diajukan Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Jika MA mengabulkan PK Moeldoko, Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akan bermasalah secara hukum. Dengan kondisi itu, Koalisi Perubahan hanya tersisa Partai Nasdem dan PKS yang belum memenuhi syarat mengusung Anies Baswedan.

Baca Juga

Kemungkinan kalahnya Demokrat versi AHY di Mahkamah Agung belum pasti. Tapi kemungkinan itu tak bisa sama sekali diabaikan. Tanpa kehadiran Anies Baswedan sebagai capres, maka Pilpres 2024 hanya diikuti oleh All The President’s Men, Prabowo versus Ganjar,” kata Ade Mulyana, dalam keterangan, Senin (5/6/2023).

Ade menambahkan, pada kondisi ini, Partai Golkar bisa menghidupkan peluang Anies Baswedan mendapat tiket calon presiden. Golkar hanya membutuhkan satu partai, selain PPP yang sudah mendukung Ganjar Pranowo, untuk bisa memenuhi syarat 20 persen kursi di DPR.