REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memprediksi rasio utang akan menurun ke level 38 persen dari produk domestik bruto (PDB). Berdasarkan data APBN, posisi utang pemerintah sebesar Rp 7.849,89 triliun pada April 2023. Nilai tersebut turun Rp 28,19 triliun dari Maret sebesar Rp 7.879,07 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pemerintah memasang target rasio utang kisaran 40,58-42,35 persen dari produk domestik bruto pada tahun ini. “Rasio utang kita tetap dalam tren yang menurun. Kami berharap sudah turun lagi ke level 38 persen dari sekarang 39,4 persen,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (5/6/2023).
Menurut dia, konsolidasi fiskal Indonesia dalam tiga tahun terakhir sudah mendekati normal. Hal itu merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menjaga instrumen fiskal.
“Ini menggambarkan perbaikan bertahap dan cukup kuat. Pak Suahasil (Wamenkeu Suahasil Nazara) bahkan bilang ada negara-negara yang konsolidasi fiskalnya belum mulai meski sudah tiga tahun pandemi Covid-19,” ucapnya.
Pemerintah menargetkan rasio utang pada 2024 berada di kisaran 38,07—38,97 persen dari produk domestik bruto. Menurut dia, angka rasio ini masih cukup aman mengingat batas maksimal rasio utang sebesar 60 persen.
“APBN menjadi instrumen yang berkelanjutan dan hati-hati, namun dijaga tetap fleksibel dan efektif,” ucapnya.