Selasa 06 Jun 2023 11:11 WIB

Nama Lain Kota Madinah dan Sejarahnya

Madinah adalah pusat dan ibu kota Kerajaan Islam pada masa Nabi Muhammad.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, Ahad (23/10/2022). Jabal Uhud merupakan saksi bisu perang antara pasukan Islam yang dipimpin oleh Rasululloh SAW melawan kaum kafir Quraisy. Dalam perang tersebut 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Umat muslim berziarah di bukit Ar Ruhmah sekitar Jabal Uhud, Madinah, Arab Saudi, Ahad (23/10/2022). Jabal Uhud merupakan saksi bisu perang antara pasukan Islam yang dipimpin oleh Rasululloh SAW melawan kaum kafir Quraisy. Dalam perang tersebut 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada termasuk paman Rasulullah, Hamzah bin Abdul Muthalib.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taibah, Yathreb, dan Dar Al-Hijrah merupakan sebutan yang berbeda untuk satu kota, Al-Madinah. Al-Madinah memiliki posisi penting karena menjadi lokasi pelarian diri Nabi Muhammad SAW dari Makkah pada tahun 622 M.

Kota ini juga sempat dikenal dengan nama Taibah, berasal dari bahasa Arab yang berarti kebaikan. Nama lain yang digunakan adalah Dar Al-Hijra (Bahasa Arab untuk Tanah Migrasi) karena ke sanalah Nabi hijrah.

Baca Juga

Dilansir di About Islam, Selasa (6/6/2023), suku Bani Matraweel dan Bani Hauf adalah pemukim pertama yang menghuni dan mengolah oasis Madinah. Kedua suku tersebut merupakan keturunan dari garis keturunan Sem, putra Nabi Nuh.

Bertahun-tahun kemudian, suku Bani Aus dan Banu Khazraj dari Yaman tiba di Madinah. Pada tahun 622 M, ketika Nabi Muhammad SAW berimigrasi ke Madinah, beliau memperkenalkan Piagam Madinah yang merupakan konstitusi tertulis pertama dalam sejarah umat manusia.

Piagam tersebut berisi seputar kebijakan yang mengatur hubungan antara Muslim dan Yahudi yang tinggal di sana. Hal ini juga memberi kedua belah pihak hak perlindungan, keamanan dan keadilan.

Madinah adalah pusat dan ibu kota Kerajaan Islam pada masa Nabi Muhammad dan empat khalifah saleh pertama setelahnya. Dengan dimulainya pemerintahan Umayyah, negara Islam dipindahkan ke Damaskus.

Kota ini juga memiliki salah satu dari dua masjid suci Islam, yaitu Masjid Nabawi. Masjid ini merupakan masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah, setelah Masjid Quba yang didirikan dalam perjalanan hijrah dia dari Makkah ke Madinah.

Semula tempat dimana Masjid Nabawi berdiri merupakan tempat penjemuran buah kurma milik dua anak yatim bersaudara, Sahl dan Suhail bin 'Amr, yang kemudian dibeli oleh Nabi Muhammad. Setelah jadi, di masjid inilah Rasul mulai mengembangkan dakwah dan syiar Islam ke berbagai penjuru negeri.

Di sebelah salah satu sisi masjid, dibangunlah kediaman Rasulullah SAW. Rumah tempat Nabi tinggal ini tidak terlalu besar dan tidak lebih mewah dari keadaan masjid, hanya lebih tertutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement