REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir menjelaskan alasan PSSI bersama PT LIB mengeluarkan larangan bagi suporter datang ke stadion saat tim kebanggaannya berlaga di kandang lawan atau away. Erick menjelaskan, larangan tersebut disepakati karena saat ini sepak bola Indonesia masih dalam masa transisi, setelah terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan ratusan jiwa.
"Hasil urun rembuk dengan pihak kepolisian dan saya dukung penuh bahwa ini periode transisi sesuai dengan surat FIFA. Bahwa pertandingan sepak bola di Indonesia sementara hanya didatangi oleh suporter tuan rumah," kata Erick saat meninjau Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Selasa (6/6/2023).
Erick tidak ingin ada masalah-masalah yang timbul di tengah masa transisi tersebut. Apalagi, kata dia, di akhir Liga Indonesia musim 2022-2023 masih terjadi kerusuhan suporter.
"Nah, transisi ini harus kita jaga ya. Jangan sampai transisi ini tentu menjadi masalah. Karena ingat, akhir musim kemarin masih ada kerusahan ya," ujarnya.
Erick mengingatkan, FIFA sudah memberi kesempatan bagi Indonesia dengan tidak menjatuhkan sanksi atas kerusuhan-kerusuhan yang terjadi. Bahkan, FIFA sudah bersedia hadir di Indonesia untuk mengawal transformasi sepak bola Indonesia.
"Kita sudah diberikan kesempatan luar biasa oleh FIFA. Beberapa kali tidak diberikan sanksi. Tetapi, ini jangan menjadikan kita lupa diri, seakan-akan kita dispesialkan ya," katanya.
Erick menekankan, suporter menjadi bagian penting dalam proses transformasi sepak bola Indonesia. Selain itu, ada beberapa langkah yang akan dijalankan FIFA sebagai bagian dari upaya mendorong transformasi sepak bola Indonesia. Salah satunya akan mengirimkan perwakilan untuk menstandardisasi mengenai keamanan.
"Nah, kebayang nggak kalau tiba-tiba orang FIFA-nya datang di sini (Indonesia)? Liganya jalan, terus ada kerusuhan," kata Erick.