REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Gelandang Manchester City Kevin de Bruyne menegaskan hasil final Liga Champions tidak akan menjadi tolok ukur pencapaian kariernya. Ia merasa sudah melewati banyak pertempuran.
Bersama City, ia meraih semua trofi di Inggris. Ada lima gelar Liga Primer, dua Piala FA, kemudian lima Piala Liga Inggris. De Bruyne nyaris meraih mahkota Liga Champions pada 2021.
Man City jumpa Chelsea FC di partai puncak kompetisi terelite Benua Biru. Sayang, anak asuh Pep Guardiola takluk 0-1 dari the Blues di Portugal. De Bruyne jelas kecewa.
Asa menggenggam si Kuping Lebar, belum menjadi kenyataan. Namun jika dilihat secara keseluruhan ia selau bangga dengan sepak terjangnya. Ia telah unjuk gigi di ratusan pertandingan.
"Apakah itu membantu? Ya. Tapi satu laga 90 menit, tidak menentukan karier. Saya terlibat di sekitar 700 pertandingan. Satu partai 90 menit dari 700, tidak menentukan karier saya, tapi jelas itu membantu," ujar De Bruyne.
Kini timnya kembali lolos ke final UCL. The Citizens jumpa Inter Milan di Istanbul, Turki. Tepatnya di Ataturk Olympic Stadium, Ahad (11/6/2023) dini hari WIB.
City sedang bagus-bagusnya. Pasukan Pep berhasil mempertahankan gelar Liga Primer. Teranyar mereka meraih Piala FA.
Kini, the Sky Blues di ambang sejarah besar. Andai berjaya di Istanbul, City mendapatkan treble. Mereka mengikuti jejak Manchester United pada musim 1998/99 lalu. Ini konteksnya, tim Inggris yang pernah meraih Liga Primer, Piala FA, serta UCL dalam semusim.
Di negara lain, beberapa sudah mengukir repor serupa. Ada Inter Milan di Italia, Barcelona di Spanyol, serta Bayern Munchen di Jerman.