REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menurut bahasa, wukuf berarti berhenti. Menurut istilah, wukuf artinya berhenti atau berdiam diri di Arafah dalam keadaan ihram walau sejenak dalam waktu antara tergelincir matahari pada 9 Dzulhijjah (hari Arafah) sampai terbit fajar hari nahar 10 Dzulhijjah.
Wukuf di Arafah termasuk salah satu rukun haji. Lantas bagaimana jika jamaah haji wanita haid saat wukuf.
Konsultan Ibadah untuk Jamaah Haji Indonesia di Daker Makkah, KH Ahmad Kartono, menjelaskan, bagi jamaah haji wanita ketika pada saat akan melaksanakan puncak ibadah haji yakni wukuf (perjalanan dari Makkah ke Arafah, Muzdalifah dan Mina) sedang haid, maka niat ihram haji tetap wajib dilakukan.
"Sementara pelaksanaan ibadahnya selama di Arafah tidak sholat wukuf, tidak harus dalam keadaan bersih suci jika dalam keadaan haid nifas, yang tidak boleh adalah melaksanakan sholat dan tawaf pada proses-proses di Arafah, Muzdalifah dan Mina, kemudian kembali lagi ke Makkah," kata Kiai Kartono di Makkah, Selasa (6/6/2023)
Ia mengatakan, kalau jamaah haji wanita tersebut sudah suci dari haid atau nifas, maka mereka bisa melaksanakan thawaf, zikir, baca Alquran dan amalan lainnya.
Kiai Kartono mengatakan, jamaah haji wanita yang haid saat wukuf tidak perlu khawatir hajinya tidak mabrur. Itu semua sudah ada ketentuannya, tidak akan mengurangi keabsahan ibadah haji.