REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan, pihaknya telah menyalurkan pembiayaan berkelanjutan senilai Rp232 triliun pada kuartal I 2023 atau 25 persen dari portofolio pembiayaan secara bank only.
"Dari angka ini, pembiayaan yang termasuk di dalam green financing adalah sebesar Rp 109 triliun atau 11,8 persen dari total kredit secara bank only," katanyadalam webinar Green Economy Forum 2023 di Jakarta, Selasa. (6/6/2023).
Penyaluran pembiayaan hijau pada Maret 2023 itu tercatat mengalami peningkatan sebesar 12,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Pembiayaan hijau itu, antara lain, disalurkan kepada pengelolaan sumber daya alam hayati berkelanjutan senilai Rp 90,6 triliun, energi baru dan terbarukan Rp 8,5 triliun, produk ekoefisien Rp 3,9 triliun, serta transportasi ramah lingkungan Rp 3,1 triliun.
Di samping itu, Bank Mandiri juga menyalurkan pembiayaan sosial yang ramah lingkungan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan nilai Rp 123 triliun sampai Maret 2023 dan pembiayaan proyek hijau lain senilai Rp 2,8 triliun.
"Bank Mandiri juga terus melakukan pengembangan produk berkelanjutan seperti sustainability link loan pada debitur yang bergerak di sektor dengan emisi karbon tinggi seperti industri semen dan peternakan," katanya.
Dengan skema pembiayaan tersebut, Bank Mandiri berharap dapat mendorong debitur melakukan transisi menuju ke kegiatan usaha yang lebih ramah lingkungan.
Bagi segmen ritel, Bank Mandiri meluncurkan produk kredit serbaguna mikro dan kartu kredit khusus pembelian PLTS atap dan penyaluran kendaraan bermotor listrik berbasis baterai bekerja sama dengan anak usaha Bank Mandiri.
"Meningkatnya kesadaran terkait isu keberlanjutan, ditambah program dan insentif yang diberikan pemerintah ke depannya akan mendorong Bank Mandiri untuk terus meningkatkan green financing dan mengembangkan produk layanan perbankan yang berkelanjutan," katanya.