Selasa 06 Jun 2023 15:46 WIB

El Nino dan IOD Berbarengan, BMKG: Kondisi Indonesia akan Lebih Kering

La Nina telah berakhir pada Februari 2023 lalu.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Lida Puspaningtyas
Seorang pengendara sepeda melintasi di depan pohon-pohon yang meranggas di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (12/10). BMKG memperkirakan saat ini tengah terjadi dampak El Nino terkuat sepanjang 50 tahun terakhir
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Seorang pengendara sepeda melintasi di depan pohon-pohon yang meranggas di Kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (12/10). BMKG memperkirakan saat ini tengah terjadi dampak El Nino terkuat sepanjang 50 tahun terakhir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita mengatakan, berdasarkan pemantauan hingga akhir Mei lalu, intensitas El Nino semakin menguat. Di waktu yang sama, pihaknya juga mendeteksi adanya Indian Ocean Dipole (IOD) indeks yang terus menguat ke arah positif.

“Artinya seperti fenomena di 2019, ini mengakibatkan kondisi lebih kering di wilayah Indonesia,” kata Dwikorita dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa (6/6).

Baca Juga

Dia menegaskan, kondisi penguatan El Nino dan IOD Positif terjadi secara bersamaan. Menurut Dwikorita, El Nino yang terjadi dikontrol oleh suhu muka air laut di Samudra Pasifik.

“Sedangkan IOD positif dikontrol oleh suhu muka air laut di wilayah Samudra Hindia. Keduanya saling menguatkan kondisi tersebut (keringnya wilayah Indonesia). Dan inilah yang perlu disampaikan perkembangannya,” jelas dia.