Selasa 06 Jun 2023 16:50 WIB

BI Catat Inflasi Tahunan DIY di Bawah 5 Persen

Kenaikan inflasi tertahan oleh turunnya harga kelompok komoditas hortikultura.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Kantor BI DIY.
Foto: Yusuf Assidiq.
Kantor BI DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Laju inflasi bulanan DIY kembali meningkat pada Mei 2023. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) DIY mencatat untuk inflasi tahunan berada di bawah lima persen.

Kepala Perwakilan BI DIY Budiharto Setyawan mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) DIY pada Mei 2023 mengalami inflasi 0,35 persen (mtm) berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Angka tersebut lebih tinggi dibanding April, yakni 0,22 persen.

Namun, inflasi secara tahunan di DIY tercatat 4,72 persen (yoy) atau landai dibanding bulan sebelumnya sebesar 5,14 persen (yoy). "Dengan kondisi tersebut, secara kumulatif Januari hingga Mei 2023 inflasi DIY tercatat 1,63 persen (ytd)," kata Budiharto, Senin (5/6/2023) petang.

Budiharto menjelaskan, meningkatnya inflasi pada Mei kemarin di DIY didorong oleh kenaikan harga komoditas pangan. Khususnya telur ayam ras, aneka bawang, serta didorong oleh kenaikan tarif angkutan.

Kenaikan harga telur disebabkan naiknya harga pakan ayam yang berdampak pada biaya produksi telur ayam di level peternak. Selain itu, tingginya permintaan terhadap telur ayam ras juga terjadi di tengah momentum penyaluran bantuan sosial yang turut mengerek permintaan telur ayam ras.

"Data PIHPS, rata-rata harga telur ayam ras pada Mei 2023 di DIY berada di kisaran Rp 30.600 per kilogram atau berada di atas HET, yakni Rp 24 ribu per kg," ujarnya.

Terkait dengan kenaikan harga komoditas aneka bawang, dipicu oleh kurangnya pasokan di pasar sejalan dengan siklus periode masa taman. Rata-rata harga bawang merah pada Mei 2023 tercatat Rp 39 ribu per kg, yang mana melonjak signifikan dibanding bulan sebelumnya yakni Rp 32.700 per kg.

"Begitu pula dengan rata-rata harga bawang putih yang naik menjadi Rp 36 ribu per kg dari sebelumnya Rp 32.300 per kg," kata Budiharto.

Sementara untuk tarif angkutan yang juga mendorong inflasi di DIY khususnya terjadi pada angkutan udara. Angkutan udara melanjutkan kenaikan tarif pasca-HBKN Idul Fitri, seiring peningkatan aktivitas pariwisata DIY imbas perayaan hari libur keagamaan dan periode long weekend selama Mei lalu.

Sementara itu, Budiharto menyebut kenaikan inflasi lebih dalam tertahan oleh turunnya harga kelompok komoditas hortikultura. Terutama pada komoditas cabai rawit, pepaya, dan kembang kol.

Data PHIPS menunjukkan rata-rata harga cabai rawit merah di DIY sebesar Rp 32.950 per kg pada Mei 2023. Harga tersebut turun dari bulan sebelumnya, yakni Rp 39.400 per kg, yang sejalan dengan berlangsungnya panen di beberapa wilayah di DIY dan menyebabkan pasokan cabai rawit melimpah.

"Penurunan harga juga terjadi pada komoditas hortikultura lainnya, seperti buah dan sayur seiring tercukupinya pasokan," ujar Budiharto.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement